Pikiran Besar di Kota Kecil (2-habis)
Khawatir Square Jadi Korban Kepentingan Dunia atau Akhirat
Jumat, 26 Juni 2009 – 06:37 WIB
Kalau untuk kepentingan investor membangun mal atau hotel, rasanya teman-teman Kendari Post akan bisa konsisten mengkritisinya. Namun, belum tentu teman-teman sanggup menghadangnya kalau umat memintanya untuk membangun masjid raya. Karena itu, saya minta diantar untuk melihat masjid raya. Saya ingin melihat apakah masjid rayanya sudah cukup besar sehingga tidak mungkin lagi perlu membangun masjid raya yang lebih besar.
Ternyata Masjid Raya Kendari sudah cukup besar dan cantik. Letaknya pun di tanah yang agak tinggi sehingga kelihatan anggunnya. Tapi, saya perkirakan 10 tahun lagi Kendari memerlukan masjid raya yang lebih besar. Apalagi kalau keputusan itu dibuat orang yang ingin terpilih sebagai gubernur atau wali kota.
Kalau toh keinginan itu akhirnya benar-benar terjadi, sebaiknya memilih lokasi yang di pinggir teluk. Juga di lahan yang cukup besar. Dengan membangun masjid raya di pinggir pantai, maka cahaya dan keagungannya akan sangat menonjol. Seperti Masjid Raya Samarinda yang di pinggir Mahakam, meski lokasinya kurang ditinggikan dan kurang luas. Tapi, Masjid Raya Samarinda sungguh agung.
Kini square di Kendari itu memang kurang terawat. Tamannya sudah banyak yang rusak, bangunannya mulai kusam, serta kolam yang indah dan luas itu tidak diberi air. Kalau toh ada bagian kolam yang masih ada airnya, itu hanya difungsikan penduduk untuk mencuci sepeda motor. Maklum, square itu sudah dibiarkan telantar sejak selesai dipakai untuk kali pertama sebagai tempat penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) -kejuaraan membaca Alquran- dua tahun lalu.