Pikul Agama

Oleh: Dahlan Iskan

Pikul Agama
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Saya malu menjawab tidak kuat lagi. Novi cantik sekali. Lima ''i''.

Baca Juga:

Dia aktivis Tionghoa terkemuka di Semarang. Pengusaha. Dua anaknya laki-laki semua, sudah dewasa semua, ganteng-ganteng semua.

Ternyata adik-adik Novi juga sama cantiknya. Pun ibunya. Kakak laki-lakinya, Tommy Su, selalu juara karaoke lagu Mandarin tingkat nasional.

"Kalau masih kuat, terus saja, Pak," ujar Novi.

"Enggak enak dengan yang lain," jawab saya.

"Mboten menapa-menapa," kata Novi lagi.

Maka saya pun terus memikulnya. Sepanjang Jalan Lombok. Penuh manusia di kanan-kirinya. Sebagian menonton.

Ada juga yang tiba-tiba ke tengah jalan, menghadap tandu, lalu sembahyang di depan saya –maksud saya di depan Dewa Cheng Ho.

SAAT ikut memikul tandu dewa Cheng Ho di Semarang, Minggu pagi lalu, pikiran saya melayang ke Kumaila nan cantik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News