Pikul Agama
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
Pagi itu saya absen. Sedih. Maka saya bertekad: akan terus berjalan kaki, ikut arak-arakan Cheng Ho ini, sampai Kelenteng Agung Sam Poo Kong.
Itu berarti sekitar 6 km. Bisa menjadi pengganti senam-dansa.
Saya menyesal: mengapa tadi malamnya tidak naik panggung. Lalu senam dansa di atas panggung. Yakni di resepsi ulang tahun kedatangan Cheng Ho yang di halaman depan Kelenteng Tay Kak Sie, padahal penyanyinya keren semua: Tommy Su dan Sianne. Kan, saya bisa minta mereka menyanyikan lagu Xiao Ping Guo atau Mei Hua yang saya bisa gerakan dansanya.
Malam itu praktis "malam tidak tidur" di Tay Kak Sie. Sepanjang malam orang berdatangan untuk sembahyang. Juga sibuk mempersiapkan arak-arakan keesokan harinya. Banyak yang terus latihan atraksi di halaman kelenteng.
Malam itu sekitar 400 dewa dari berbagai kelenteng Indonesia didatangkan ke Tay Kak Sie. Mereka meletakkan dewa-dewa mereka di altar besar.
Sebelum subuh dewa-dewa itu diturunkan, dimasukkan tandu masing-masing untuk diarak ke Kelenteng Agung Sam Poo Kong.
"Di mata orang Tionghoa, Cheng Ho itu siapa?" tanya saya pada Novi.
"Di mata kami Cheng Ho itu dewa," jawabnya.
SAAT ikut memikul tandu dewa Cheng Ho di Semarang, Minggu pagi lalu, pikiran saya melayang ke Kumaila nan cantik.
- Libur Lebaran 2025, Kota Lama Semarang Jadi Destinasi Wisata Favorit, Borobudur Tak Seperti Dahulu
- Mudik Aman & Nyaman, 2.036 Pemudik Tiba di Jateng dengan Valet Ride
- Tas Lebaran
- Maaf Udang
- Ahmad Luthfi Akan Salat Idulfitri Bersama 30 Ribu Jemaah di Simpang Lima, Polisi Berlaras Panjang Siaga
- Balai Kota Semarang Gelar Salat Idulfitri, Terbuka untuk Umum