Pikul Luhut
Oleh: Dahlan Iskan
jpnn.com - SAYA benar-benar penasaran pada gegap gempita green industrial park di Kalimantan Utara itu. Begitu besarnya. Begitu muluknya.
Saya pun kirim WA ke Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan: seberapa tinggi komitmen itu.
Pak Menko memberikan waktu Senin siang kemarin.
Saya pun tidak ingin mendengarkan penjelasannya seorang diri. Saya ajak serta Dirut Harian Disway Tomy C. Gutomo. Juga, para pemimpin redaksi di semua media yang mengikatkan diri pada grup Disway: 70 koran harian, 90 media online, dan 10 stasiun televisi lokal. Semuanya yang ikut ada 220 orang, dari berbagai wilayah Indonesia, ikut mendengarkan via Zoom.
Mereka itulah yang baru saja bersepakat untuk membangun sesuatu: Disway National Network (DNN). Yang akan dikembangkan lebih luas lagi ke depan. Kalau jadi.
”Kita akan jadi negara industri,” ujar Luhut di forum itu. Luhut didampingi dua pejabatnya: Septian Hario Seto (Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan) serta M. Firman Hidayat (Stafsus Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi).
Industri yang dimaksud adalah industri yang bernilai tambah tinggi. Termasuk industri dasar untuk kebutuhan terpenting masa depan: semikonduktor. Pun industri dasar untuk bahan baku solar cell.
Maka, di Kaltara itu –tepatnya di bibir barat selat Makassar– akan dibangun industri aluminium, logam campuran, dan petrochemical.