Pilgub Sumut, PDIP Dianggap Abaikan Suara Rakyat
Sabtu, 17 November 2012 – 23:52 WIB
Selain menabrak mekanisme yang ditetapkan sendiri kata Darmawan, keputusan DPP PDIP juga sulit diterima nalar karena ternyata calon yang diusung PDIP bukan figur yang kuat, tidak punya basis massa di Sumut, dan tidak pernah berkiprah dalam kegiatan-kegiatan pembangunan sosial di Sumut.
Baca Juga:
Padahal, kata Darmawan, dari enam calon yang mengikuti seleksi, ada figur kuat yang sangat diperhitungkan kandidat lain, yaitu RE Nainggolan dan Gus Irawan. "Sayang PDIP mengabaikan fakta lapangan dan asirasi masyarakat yang berkembang di Sumut,” ujar Darmawan.
Hal yang sama juga dikatakan pengamat politik Fisip Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Arifin Saleh. Menurutnya, keputusan PDIP merupakan tindakan yang sewenang-wenang dan tidak menghargai proses seleksi yang ia tetapkan sendiri. PDIP juga tidak menghargai perjuangan enam calon yang mengikuti proses seleksi satu demi satu.
“Effendi Simbolon kan tidak pernah mendaftar untuk ikut seleksi. Dia malah ikut sebagai DPP PDIP yang melakukan seleksi, termasuk uji kelayakan dan kepatutan. Ini sebuah pertunjukan politik yang sangat buruk bagi masyarakat Sumut,” kata Arifin.
JAKARTA - Keputusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengusung Effendi Simbolon sebagai Calon Gubernur Sumut 2013-2018 dinilai
BERITA TERKAIT
- Menjelang Muktamar PBB, Bang Ferry Diunggulkan Jadi Ketua Umum
- Jokowi Ucapkan Selamat Ultah ke-52 PDIP, Darmizal: Sikap Terpuji, Patut Jadi Contoh
- Ikhtiar Taruna Merah Putih Memikat Anak Muda Melalui Logo Baru
- DPR Mendukung Pemerintah untuk Tingkatkan Produksi Garam Lokal
- Kembali Terpilih jadi Gubernur Sumsel, Herman Deru Siap Menyukseskan Program MBG
- Absen di Acara HUT ke-52 PDIP di Jakarta, Bambang Pacul Beri Penjelasan, Ternyata