Pilgub Sumut, PDIP Dianggap Abaikan Suara Rakyat

Pilgub Sumut, PDIP Dianggap Abaikan Suara Rakyat
Pilgub Sumut, PDIP Dianggap Abaikan Suara Rakyat
Selain menabrak mekanisme yang ditetapkan sendiri kata Darmawan, keputusan DPP PDIP juga sulit diterima nalar karena ternyata calon yang diusung PDIP bukan figur yang kuat, tidak punya basis massa di Sumut, dan tidak pernah berkiprah dalam kegiatan-kegiatan pembangunan sosial di Sumut.

Padahal, kata Darmawan, dari enam calon yang mengikuti seleksi, ada figur kuat yang  sangat diperhitungkan kandidat lain, yaitu RE Nainggolan dan Gus Irawan. "Sayang PDIP mengabaikan fakta lapangan dan asirasi masyarakat yang berkembang di Sumut,” ujar Darmawan.

Hal yang sama juga dikatakan pengamat politik Fisip Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Arifin Saleh. Menurutnya, keputusan PDIP merupakan tindakan yang sewenang-wenang dan tidak menghargai proses seleksi yang ia tetapkan sendiri. PDIP juga tidak menghargai perjuangan enam calon yang mengikuti proses seleksi satu demi satu.

“Effendi Simbolon kan tidak pernah mendaftar untuk ikut seleksi. Dia malah ikut sebagai DPP PDIP yang melakukan seleksi, termasuk uji kelayakan dan kepatutan. Ini sebuah pertunjukan politik yang sangat buruk bagi masyarakat Sumut,” kata Arifin.

JAKARTA - Keputusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)  mengusung Effendi Simbolon sebagai Calon Gubernur Sumut 2013-2018 dinilai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News