Pilih Mana, Aset Kripto Stabil atau yang Volatil?
jpnn.com, JAKARTA - Banyak orang yang enggan berinvestasi di aset kripto karena volatilitas harganya sangat tinggi.
Seperti Dogecoin (DOGE), harganya naik sangat cepat jelang Elon Musk hadir dalam acara Saturday Night Live (SNL) di stasiun TV NBC, Amerika Serikat.
Setelah acara berakhir dan Elon membincangkan soal aset itu, harga DOGE malah anjlok gila-gilaan. Kemudian tak sampai 48 jam, naik cepat lagi.
Harga aset kripto yang naik-turun cepat memang tidak sesuai untuk semua orang, apalagi bagi pemula.
Ada ribuan aset kripto sejak 2008. Namun, tak semuanya volatil. Ada yang berkategori stablecoin misalnya emas ataupun dolar AS.
"Disebut stablecoin, karena harganya tidak naik dan turun secara cepat dalam kurun waktu tertentu. Dan karena menggunakan teknologi blockchain, jadi dapat ditransfer secara mudah, cepat dan cakupannya global,” ujar Nicco D Lawrence, Direktur PT Xaurius Asset Digital di Jakarta, Selasa (12/5).
Nicco mencontohkan aset kripto Xaurius Token (XAU) yang diterbitkan oleh pihaknya berjenis stablecoin. Hal itu memungkinkan, karena harga 1 unit XAU dipatok dengan harga emas dari Antam.
"Seperti aset kripto lainnya, XAU bisa disimpan di e-wallet, yang mendukung blockchain Ethereum dan Binance Smart Chain," imbuh Nicco.
Banyak orang yang enggan berinvestasi di aset kripto karena volatilitas harganya sangat tinggi.
- Upbit: Keterampilan Teknis-Soft Skills Penting untuk Berkarier di Industri Blockchain
- Copy Trading NEEXBIT Permudah Investor Pemula Meniru Strategi Profesional
- NEEXBIT Ciptakan Ekosistem Trading Aman dengan Sistem Risiko Inovatif
- Mengenal ChainBank, Bank Digital Web3 yang Terintegrasi Blockchain
- Ribuan Peserta Ramaikan Indonesia Blockchain Week 2024
- Flipster Hadirkan Penarikan Kripto Bebas Biaya Melalui Kolaborasi BNB Chain