Pilih Singapura agar Bisa ke Amerika
"Kalau bekerja sesuai passion, pasti menyenangkan," ujarnya.
Hingga empat tahun bekerja di ILM, baru sekali Ronny melihat bosnya, George Lucas, datang di Singapura. "Meski kantor pusat saya ada di belahan dunia lain, beliau selalu memberikan perhatian penuh dan hands on terhadap kantor di Singapura," tuturnya.
Dalam menggarap proyek film, kru ILM tidak berkomunikasi secara langsung dengan sutradara. Saat mengerjakan Pacific Rim, misalnya, sutradara Guillermo del Torro cukup mengirimkan rekaman video terkait dengan keinginannya dalam penciptaan animasi.
"Tapi, secara interaksi, bisa dibilang kami langsung berhubungan dengan director meskipun melalui bantuan teknologi komunikasi," jelasnya.
Ronny ingin lebih banyak lagi anak muda Indonesia yang mau terlibat dalam industri film animasi dunia. "Yang penting terus mengembangkan skill dan disiplin," ujarnya.
Kini dia memilih tinggal di Singapura. Bahkan, mungkin pergi lebih jauh untuk mengembangkan karir dan kemampuan.
"Namun, suatu saat nanti saya pulang ke Indonesia. Saya ingin mendirikan sekolah animasi atau studio sendiri," tegasnya. (*/bersambung/c5/ari)
Animator Ronny Gani mendadak menjadi perhatian publik perfilman Indonesia setelah terlibat dalam film The Avengers. Padahal, Ronny tidak pernah belajar
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara