Pilih Tinggal di Rumah Kayu Bikinan Para Tahanan
Kamis, 28 Maret 2013 – 14:07 WIB
Tapi, dia bukannya tak punya baju kebesaran sebagai raja. Dalam pertemuan resmi, misalnya forum silaturahmi raja-raja NTT, Don Marthinus mengenakan pakaian kebesaran. Mahkotanya adalah destar dari kain tenun ikat, sabuk kain, dan kalung medali biru.
’’Tidak pakai emas. Tidak tahu sekarang emasnya pada lari ke mana,’’ ujar raja ke-23 Larantuka itu lantas tertawa.
Dalam banyak hal, peran raja di NTT memang masih kuat. Misalnya, dalam menyelenggarakan upacara adat hingga merampungkan sengketa tanah adat. Namun, di Larantuka, peran raja justru begitu terasa dalam bidang kerohanian.
Raja, misalnya, juga menjabat Presidente Confreria Reinha Rosari atau serikat persaudaraan Ratu Rosari. Itu adalah persaudaraan awam (non-biarawan) yang mengabdikan diri kepada Bunda Maria sebagai pelindung Larantuka.
Larantuka, sebagaimana daerah-daerah lain di Nusantara, masih punya raja yang dituakan. Raja Larantuka sekarang adalah Don Andre III Marthinus DVG.
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara