Pilihan Politik Pengaruhi Perilaku Bermedsos Netizen Indonesia

"Media sosial atau media mainstream itu memfasilitasi orang untuk terekspos berita tentang persoalan pribadi capresm," kata Burhan.

Hoaks tak beri manfaat
Terkait beredarnya hoaks atau berita bohong tentang kedua paslon di media sosial, tim pemenangan masing masing-masing kubu kompak menyampaikan kecaman mereka.
Sekretaris Jenderal PDI-P, Hasto Kristiyanto mengatakan semakin banyak hoaks dan fitnah yang muncul, semakin terbelah-lah masyarakat Indonesia.
"Semakin banyak fitnah semakin kita hidup di dua dunia. Hoaks dan fitnah hanya memperkuat militansi internal dan tidak memberi dampak terhadap elektabilitas," paparnya saat menjadi salah satu pembicara dalam peluncuran survei nasional (8/1/2019) tersebut.
Ia menerangkan, hoaks jelas sekali tidak memberi manfaat.
"Hoaks itu membawa ancaman yang lebih besar, meski dari hasil survei tadi tidak terlalu memberi dampak. Contohnya, bagaimana kemudian mereka membenci setiap keberhasilan," ujar Hasto.
Sementara Mardani Ali Sera dari tim pemenangan Prabowo-Sandi, sekaligus pembicara lain dari survei Indikator tersebut, mengatakan hoaks sulit untuk dibenarkan.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia