Pilkada 2020 Membuktikan Pemilihan Tak Harus Ada Pengerahan Massa
jpnn.com, JAKARTA - Akademisi dari Universitas Brawijaya Prof Bambang Supriyono mengatakan, tantangan pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 cukup berat. Karena dilaksanakan di tengah ancaman pandemi Virus Corona (COVID-19).
"Namun, semua itu bisa dilewati dengan penyelenggaraan pilkada yang efektif, efisien dan transparan,” ujar Bambang dalam keterangannya, Senin (14/12).
Bambang kemudian menjabarkan pengalaman yang bisa dipetik dari sukses penyelenggaraan Pilkada 2020. Yakni, penyelenggaraan pilkada tidak harus disertai dengan pengerahan massa.
“Proses demokrasi perlu patuh pada semua aturan termasuk protokol kesehatan,” ucapnya.
Pakar kebijakan pubik ini kemudian menyebut, bahwa pengalaman menunjukkan dukungan teknologi informasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan pilkada.
Namun demikian ia menegaskan, hal yang terpenting pilkada akan semakin berkualitas jika diikuti para kontestan yang visioner.
“Banyaknya kontestan yang berkualitas perlu menjadi catatan penting untuk mendukung terwujudnya kualitas demokrasi,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Paulus C Siswantoko Pr mengatakan, Pilkada Serentak 9 Desember 2020 secara keseluruhan telah berlangsung dengan aman dan lancar. Kekhawatiran banyak orang pun, terbantahkan.
Akademisi ini menyebut pelaksanaan Pilkada 2020 membuktikan pemilihan tak harus disertai pengerahan massa.
- Tokoh Masyarakat Hingga Akademisi Sebut Arinal Membawa Perubahan di Lampung
- Agung Wicaksono Tawarkan 3 Pilar Utama untuk Wujudkan Visi 'ITB 2030'
- Akademisi Ini Sebut Tak Ada Intervensi Presiden di Pilkada 2024
- Gelar Pertemuan Tahunan di Bandung, Perbani: Bahas Inovasi Terkini
- Setelah UNPAD, Akademisi Antikorupsi UII Juga Meminta Segera Bebaskan Mardani H Maming
- Software Testing Makin Diminati, IDSTB Conference 2024 Dapat Sambutan Antusias