Pilkada Blora Rawan Konflik
Senin, 11 Januari 2010 – 11:26 WIB
BLORA - Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten (Panwaskab) Blora memprediksikan potensi kerawanan dalam pilkada di Kota Sate Juni mendatang cukup tinggi. Sebab, kepentingan dan kedekatan emosi warga akan mewarnai pelaksanaan pemilihan bupati dan wakil bupati tersebut. Sehingga sangat mungkin terjadi gesekan antarpendukung. Karena itu, panwaskab mengantisipasinya dengan menyiapkan kelompok kerja (pokja) penyelesaian sengketa. ''Kami sudah bentuk pokja di tiap kecamatan,'' kata ketua Panwaskab Blora Wahono. Dia mengatakan, selain pelanggaran pidana dan administrasi, dalam pilkada ada yang disebut sengketa. Wahono mengatakan untuk pelanggaran pidana ditangani aparat hukum dan pelanggaran administrasi ditangani KPUK. Sementara, sengketa menjadi wilayah panwaskab untuk menyelesaikan. Nah, pembentukan pokja bertujuan untuk menyelesaikan sengketa yang dimungkinkan terjadi di lapangan.
Baca Juga:
Bentuk sengketa itu misalnya ada kejadian pemasangan atribut di tempat ibadah oleh salah satu pasangan calon yang kemudian dipersoalkan pasangan calon lainnya. Dalam persoalan tersebut, menurut Wahono, tidak kuat untuk dibawa ke ranah pidana, sedangkan administrasi juga tidak memenuhi syarat. Namun, di masyarakat hal itu menjadi persoalan yang serius. Karena itulah pokja kemudian yang turun tangan menyelesaikan. ''Anggota pokja bisa bermacam mulai dari panwas, tokoh masyarakat atau agama. Bisa juga muspida dan pers,'' tuturnya.
Baca Juga:
Wahono memprediksikan, di tiap kecamatan minimal terjadi 6-12 kasus sengketa untuk kecamatan-kecamatan kecil. Sedangkan untuk kecamatan besar seperti Blora, Cepu, Ngawen dan Randublatung, dia memerkirakan 12-15 sengketa. Di setiap kecamatan, tuturnya, anggota pokja sebanyak tujuh orang. Sedangkan penyelesaian satu sengketa dengan sengketa yang lain bisa ditangani pokja dengan anggota yang berbeda-beda. ''Jadi, nanti bisa ada banyak pokja, tergantung banyaknya sengketa,'' katanya.
BLORA - Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten (Panwaskab) Blora memprediksikan potensi kerawanan dalam pilkada di Kota Sate Juni mendatang cukup tinggi.
BERITA TERKAIT
- Kacau, Gas 3 Kg Langka, Warga Semarang Sulit Memasak
- Langkah Strategis Pemkot Cilegon Menurunkan Angka Kemiskinan
- Oknum Polri Peras Warga Semarang yang Sedang Makan Nasi Goreng, Puluhan Juta
- Polisi Tilang Pengemudi Mobil Dinas Fortuner BM 52 yang Viral, AKP Juni: Kami Tegur Keras
- Ratusan Pegawai Non-ASN Seperti Ini Terancam Diputus Kontrak
- Simak Kalimat Apen saat Demo Honorer R2-R3, Bagaimana Pendapat Anda?