Pilkada di Papua, Mohon Tombak dan Panah Tidak Dibawa saat Pemungutan Suara
jpnn.com - JAKARTA - Koalisi Kawal Pilkada khawatir pelaksanaan pemungutan suara di sejumlah kabupaten di wilayah Papua berpotensi ricuh. Selain karena sejumlah masalah DPT, masyarakat yang selalu membawa senjata tajam seperti tombak, panah dan parang juga dikhawatirkan akan mudah terpancing jika terjadi kericuhan.
"Sebenarnya senjata tajam itu bagian dari instrumen kebudayaan di Papua. Tapi alangkah baiknya saat pemungutan itu tidak harus dibawa warga," ujar aktivis koalisi, Kholilulah dalam diskusi 'Refleksi Pelaksanaan Pilkada di Papua, di Jakarta Pusat, Minggu (6/12).
Menurut Kholilulah, senjata-senjata tajam tersebut bisa memicu kekerasan fisik saat pelaksanaan pilkada. Meski saat kampanye, alat-alat itu tidak sampai dipakai warga untuk membuat kericuhan, koalisi itu tetap berharap masyarakat setempat datang tanpa membawa senjatan tajam.
"Dikhawatirkan kalau ada yang provokasi bisa rentan memancing kerusuhan" imbuhnya.
Para kepala daerah dan penyelenggara pemilu setempat diharapkan memberi pengertian pada warga agar tidak membawa perlengkapan senjata tajam ke TPS. (flo/jpnn)
JAKARTA - Koalisi Kawal Pilkada khawatir pelaksanaan pemungutan suara di sejumlah kabupaten di wilayah Papua berpotensi ricuh. Selain karena sejumlah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Trump Ancam Kenakan Tarif 100 Persen bagi Negara BRICS, Demokrat Dorong Insentif untuk Industri-UMKM
- Diterima Badan Aspirasi DPR, Aliansi Honorer Menyampaikan 5 Tuntutan, Begini Isinya
- Dasco Targetkan RUU BUMN Diparipurnakan 2 Hari Lagi
- Sidang Sengketa Pilkada Papua, Pakar Tata Negara: MK Jangan Mau Diintervensi
- DPR Mengesahkan RUU BUMN Saat Akhir Pekan, Dasco Ungkap Alasannya
- Anggota DPR Merespons Laporan Dugaan Pemerasan Petugas Imigrasi Kepada 44 WNA China