Pilkada DKI Jakarta: PDIP Kantongi 8 Nama, Ada Ahok dan Djarot hingga Andika Perkasa
jpnn.com - JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP sudah mengantongi delapan nama untuk Pilkada DKI Jakarta 2024. Dari delapan nama itu, ada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, dan Djarot Saiful Hidayat.
"Kan, sudah disampaikan Pak Sekjen (Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, red), ada delapan nama. Apakah Mas Djarot termasuk di delapan nama itu, kira-kira begitu, kan. Nah, termasuk. Ini saya jawab saja, tetapi ini perbincangan kami. Sekali lagi ini masih perbincangan kami, ada Mas Djarot dan Pak Ahok," kata Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis (16/5).
Selain Ahok dan Djarot, kata Eriko mengungkapkan, ada pula nama mantan Wali Kota Semarang Hendra Prihadi, Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma, dan mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa.
"Ada Mas Hendi, ada Bu Risma, ada Mas Andika. Eh, jangan-jangan Mas Seno mungkin, anak muda. Jangan bilang tidak mungkin," ungkapnya.
Eriko juga menuturkan bahwa masih ada dua nama yang bisa saja menjadi kejutan.
"Dua lagi saya tidak mau sebut namanya. Bisa saja kejutan-kejutan," kata Eriko.
Lebih lanjut Eriko menjelaskan bahwa keputusan akhir untuk nama yang diusung di Pilkada DKI Jakarta nanti akan diputuskan oleh Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri atau Bu Mega.
"Akan tetapi, memang saya harus jujur nanti, kan, rapat DPP, yang diputuskan Ibu Ketua Umum," ungkap Eriko.
PDIP mengantongi delapan nama untuk Pilkada DKI Jakarta 2024. Ada nama Ahok, Djarot Saiful Hidayat, hingga Andika Perkasa. Keputusan akhir di tangan Megawati.
- Jelang Pencoblosan Pilgub Jateng, Andika-Hendi Serahkan Kepada Masyarakat
- Andika-Hendi Bicara Akses Kesehatan Gratis bagi Warga Jateng
- Debat Pamungkas, Andika Singgung 3,37 Juta Rakyat Miskin di Jateng
- Hendi Bakal Gunakan Jaringan Andika Perkasa untuk Program Magang Luar Negeri
- Debat Ketiga Pilgub Jateng, Andika Perkasa Singgung Masalah Pengangguran-Insentif Usaha
- Hasto PDIP Sebut Kedekatan Anies dengan Pram-Doel Akibat Demokrasi yang Dikebiri