Pilkada Jadi Libur Nasional, Ternyata Ada Bahayanya

jpnn.com - JAKARTA - Pemerintah akhirnya menetapkan pemungutan suara 9 Desember mendatang menjadi hari libur nasional. Keputusan diambil demi efektivitas tingkat partisipasi masyarakat.
Namun Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini justru khawatir. Dia menilai, langkah tersebut menyimpan bahaya tersendiri.
"Kalau pemilu, itu semua pemilih punya hak pilih di daerah masing-masing. Kalau sekarang pilkadanya hanya di 269 daerah. Jadi libur tentunya memungkinkan pergerakan pemilih atau pergerakan warga atau masyarakat," ujar Titi, Rabu (25/11).
Titi berkaca pada penyelenggaraan pemilu sebelumnya yang diwarnai dengan mobilisasi massa.
"Misalnya di Kota Waringin Barat (Kalimantan Tengah,red), kemudian daerah-daerah perbatasan. Saya kira harus diantisipasi betul, apalagi diperbolehkan memilih dengan KTP," ujar Titi. (gir/jpnn)
JAKARTA - Pemerintah akhirnya menetapkan pemungutan suara 9 Desember mendatang menjadi hari libur nasional. Keputusan diambil demi efektivitas tingkat
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ma'ruf Amin Nilai Isu Matahari Kembar Bukan Ancaman bagi Pemerintahan Prabowo
- Soal Ganti Wapres, PSI Minta Para Purnawirawan Hormati Kedaulatan Rakyat
- Hasil PSU Pilkada Siak Digugat, Bahlil: Golkar Kawal Kemenangan Afni-Syamsurizal
- Ketum Golkar soal Pilkada Siak 2024: Perempuan Muda Menang 2 Kali, Luar Biasa, Wajib Dikawal
- SCL Taktika Paparkan Hasil Quick Count Aulia-Rendi
- Ini Respons Ketua MPR Ahmad Muzani soal Usulan 3 April jadi Hari NKRI