Pilkada Langsung Kontraproduktif Dengan Otda
Dorong Titik Berat Otonomi Digeser Dari Kabupaten/Kota ke Provinsi
Kamis, 10 November 2011 – 01:49 WIB
Untuk memberikan pelayanan yang baik, pemerintah harus lebih didekatkan kepada publik yang dilayani. Makanya, kabupaten/kota menjadi titik berat otonomi. "Tapi, sekarang waktunya untuk memindahkan otonomi ke provinsi," kata Ryaas, lantas tersenyum.
Sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat, provinsi nantinya akan mengkoordinasi investasi, kepegawaian, sampai pengelolaan dana dekonsentrasi di daerahnya. "Perilaku bupati atau walikota yang suka pergi kemana-mana tanpa izin akan berhenti dengan sendirinya. Konsolidasi ekonomi bisa lebih baik, begitu juga supervisi," tegas Ryaas.
Konsekuensi lainnya adalah sejumlah kewenangan yang sekarang dipegang "Jakarta" akan dipindahkan ke level provinsi. Pemerintah pusat tidak lagi terlalu banyak mencampuri urusan domestik daerah. Sehingga, pemerintah pusat bisa lebih fokus memikirkan persoalan nasional dalam konteks globalisasi dan dunia internasional.
"Konsekuensinya jumlah kementerian akan berkurang, bukan kabinet padat karya seperti sekarang," ujarnya. Pilkada langsung, lanjut dia, juga hanya perlu digelar untuk memilih gubernur. Sedangkan, bupati dan walikota dipilih DPRD.
JAKARTA - Aktor penting yang membidani pelaksanaan otonomi daerah (Otda) di Indonesia pasca refomasi, Ryaas Rasyid, merasa kecewa. Dia mengaku pelaksanaan
BERITA TERKAIT
- Hasto Masih Melaksanakan Tugas Kesekjenan Sebelum KPK Mengumumkan Status Tersangka
- Soal PPN 12 Persen, Saleh PAN: Jangan Saling Menyalahkan
- Sejalan dengan Gerindra, Gemura Dukung Kenaikan PPN 12%
- Rustini Muhaimin Membantu Korban Kebakaran Kemayoran
- Gubernur Jabar Terpilih Dedi Tak Akan Bentuk Tim Transisi Jelang Kepemimpinannya
- Said PDIP Dukung Pemberlakuan PPN 12 Persen Demi Bantu Program Kerakyatan