Pilkada Sehat Berbudaya, Tanpa Brutus dan Malinkundang
Oleh: Yusuf Susilo Hartono (Bidang Pendidikan, Pelatihan dan Sosialisasi Mappilu PWI)
Sebab hidup dalam masyarakat yang “panglimanya adalah politik” – meskipun Indonesia super powernya kebudayaan -- kita ingin, iklim politik yang sehat dan berbudaya. Kita ingin partai-partai dan para politisinya juga yang sehat dan berbudaya, demi kemajuan besama, kemajuan bangsa Indonesia.
Memang, hidup pers/media saat ini pada umumnya berat dan susah. Seberat dan sesusah kaum tani, buruh, nelayan, pedagang kaki lima, seniman, maupun rakyat kecil pada umumnya akibat pandemic Covid-19.
Akan tetapi media sebagai pilar ke-4 demokrasi, yang terlanjur menjadi roh suatu bangsa, maka dalam kaitan dengan Pilkada serentak 2020, membereskan negeri ini dari Brutus dan Malinkundang adalah tugas mulia. Dan, khusus pada jajaran Mappilu PWI, jajaran PWI se Indonesia, dan semua wrtawan, mengawal seluruh proses Pilkada Serentak 2020 secara objektif agar menjai Pilkada Sehat dan Berbudaya -- dengan tak lupa mematuhi protokol kesehatan, merupakan fardu kifayah sekaligus fardu ain. Merupakan tugas bersama sekaligus tugas pribadi.***
Setiap Pemilu, termasuk Pilkada, syahwat kekuasan memerlukan kontrol yang ketat dari media dan pers. Dalam konteks 'Pilkada sehat berbudaya', tidak boleh memberi ruang pada para Brutus dan Malinkundang.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Polda Sulut Minta Masyarakat Jaga Keamanan di Masa Tenang Pilkada
- Pilkada Masuk Masa Tenang, Bawaslu Serang Fokus Mengawasi 2 Titik Rawan
- Amplop Berlogo Rohidin Mersyah-Meriani Ikut Disita KPK, Alamak
- Jokowi Aktif Mendukung Paslon Tertentu, Al Araf: Secara Etika Itu Memalukan
- Al Araf Nilai Jokowi Memalukan Turun Kampanye di Pilkada 2024
- Polres Pematangsiantar Siap Berikan Keamanan di TPS Saat Pilkada Berlangsung