Pilkada Sudah tak Efisien Sejak 2005
Sabtu, 16 Februari 2013 – 21:54 WIB
Sebab, jika dari APBD, peluang politisasi anggaran sangat besar dilakukan oleh para politisi lokal. "Namun peluangnya akan kecil bila dialokasikan dari APBN," yakinnya.
Baca Juga:
Pun demikian, kata dia, pilkada serentak juga akan membuat biaya politik (politic cost) berkurang. Artinya, mesin partai tak akan menghabiskan waktu banyak untuk pilkada.
Jadi para pejabat dan kader partai di daerah bisa lebih banyak menggunakan waktunya untuk menyelesaikan masalah rakyat. Mereka tak terlalu disibukkan oleh dinamika pilkada.
Bayangkan, kata dia, jika mesin partai setelah sibuk urusi pilkada walikota, kabupaten, lprovinsi, kapan partai bisa fokus kerja mendukung proses pembangunan pendidikan dan kesehatan bagi konstituennya? "Ini jelas tak bagus bagi kualitas demokrasi kita. Partai yang harusnya bisa turut menjadi dinamisator pembangunan justru hanya menjadi sekedar mesin politik," katanya.
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan mekanisme Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang diselenggarakan sejak 2005, harus
BERITA TERKAIT
- Kompak, TNI-Polri hingga Satpol PP di Inhu Patroli Jaga Keamanan Selama Pilkada
- Said Abdullah Beberkan Peran Badan Anggaran DPR ke Depan
- PKB Menyoal Keputusan KPU & Bawaslu Menetapkan Caleg yang Diberhentikan
- Sejalan dengan Prabowo, Anwar-Reny Menyiapkan Generasi Muda Menatap Indonesia Emas 2045
- Elly Lasut-Hanny Joost Pajouw Dinilai sebagai Paslon Terkuat di Pilkada Sulut 2024
- Petani Sibalaya Sambut Baik Program Berani Panen Raya Anwar Hafid