Pilot Demokrasi
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Belum lagi, dalam sistem demokrasi liberal peran uang menjadi faktor yang menentukan.
Calon yang tidak kompeten akan lebih mudah mengalahkan calon yang berkualitas, tetapi tidak punya uang untuk menyosialisasikan program-programnya.
Sebaliknya, calon yang tidak berkompeten tetapi punya beking bohir yang banyak uang akan lebih mudah didandani dengan citra merakyat dan pro wong cilik, sehingga mudah mendapatkan suara rakyat.
Dengan dukungan media yang membombardir publik dengan fake news dan hoaks, para pemimpin yang tidak berkompeten tetapi populer akan lebih mudah memenangi kontestasi.
Proses demokrasi berganti setiap 5 tahun. Problem mendasar masyarakat membutuhkan waktu yang lebih panjang sampai puluhan tahun.
Seorang pilot yang berkompeten butuh waktu panjang untuk mendapatkan kompetensinya.
Akan tetapi, dalam praktik demokrasi pilot-pilot yang tidak berkompeten bisa didandani dan dicitrakan sebagai pilot yang andal.
Dengan dukungan uang untuk praktik vote buying, kandidat yang buruk bisa memenangi kontestasi kepemimpinan, dan nasib rakyat menjadi taruhan.
Pernyataan dalam pidato Presiden Jokowi itu ibarat menepuk air di dulang tepercik muka sendiri.
- Jokowi & SBY Sepakat Memberi Dukungan Penuh kepada Pemerintahan Prabowo Subianto
- Jokowi Terima Kunjungan SBY di Istana Merdeka
- Jokowi Jadi Saksi Pernikahan Putra Khofifah di Surabaya
- Pilot senior Captain Hanafi Luncurkan Buku The Last Flight Pilot
- Tol Solo-Yogyakarta Seksi 1 Diresmikan, Mengefisienkan Waktu Tempuh & Pengungkit Pertumbuhan Ekonomi
- Kartu Keluarga Alasan KPK Membedakan Kasus Gratifikasi Rafael Alun dan Kaesang bin Jokowi