Pilot Perempuan Afghan Dapat Suaka di Amerika Serikat

Ketika ditanya di CNN tentang Rahmani dan usahanya memerangi ekstremisme sebagai bagian dari Angkatan Udara Afghanistan, calon presiden, Trump mengatakan dia tidak tahu siapa dia dan terus berbicara tentang bahaya ekstremisme Islam.
"Sejujurnya sungguh menegangkan," kata Motley.
"Karena perubahan imigrasi di AS dan, terus terang, lebih sedikit orang yang diberikan suaka di AS daripada di bawah pemerintahan Obama - jadi itu sangat menegangkan baginya."

Kapten Rahmani mendapat kabar baik pada hari yang sama tiga serangan bom bunuh diri menewaskan sedikitnya 25 orang di Afghanistan, termasuk 11 anak-anak dan sembilan wartawan.
"Dia selalu khawatir tentang keluarganya. Dia hanya ingin memastikan keluarganya tetap aman karena mereka berada di Afghanistan tetapi dia senang dia telah diberikan suaka," kata Motley.
Setelah tidak dapat menemukan pekerjaan sambil menunggu permohonan suakanya, Kapten Rahmani sekarang menantikan untuk mendapatkan pekerjaan terbang di AS.

- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya
- Babak Baru Perang Dagang Dunia, Indonesia Jadi 'Sasaran Empuk'
- Dunia Hari Ini: Barang-barang dari Indonesia ke AS akan Dikenakan Tarif 32 Persen
- Warga Indonesia Rayakan Idulfitri di Perth, Ada Pawai Takbiran
- Daya Beli Melemah, Jumlah Pemudik Menurun