Pilpres 15 Bulan Lagi, Jokowi dan Prabowo Masih Terkuat
jpnn.com, JAKARTA - Hasil survei terakhir Poltracking Indonesia memperlihatkan Joko Widodo dan Prabowo Subianto masih bersaing ketat. Persaingan kedua tokoh itu sebagai calon presiden untuk Pemilu 2019 meliputi popularitas, akseptabilitas dan elektabilitas.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda mengatakan, Jokowi -panggilan kondang Joko Widodo- sebagai petahana memang menjadi kandidat terkuat. “Namun, posisi Jokowi belum aman,” kata Hanta dalam paparan hasil survei di salah satu hotel di Jakarta Pusat, Minggu (18/2).
Hanta memaparkan, Jokowi dari sisi popularitas Jokowi masih yang tertinggi dengan angka 95 persen. Sedangkan Prabowo Subianto berada di posisi kedua dengan raihan 86 persen.
Di posisi ketiga ada Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan popularitas 85 persen. Sedangkan nama lainnya seperti Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono berada di bawah 80 persen.
Dari sisi akseptabilitas, Jokowi mengantongi 79 persen. Di bawahnya ada Jusuf Kalla dengan akseptabilitas 64 persen dan Prabowo 63 persen. Sedangkan nama lainnya berada di bawah 60 persen.
Hanta memaparkan, berdasar pertanyaan terbuka tentang nama calon presiden, ada 45,4 persen yang langsung memilih Jokowi. Angka itu naik dari hasil survei sebelumnya yang dilakukan November 2017 ketika elektabilitas Jokowi berdasar pertanyaan yang sama mencapai 41,5 persen.
Sedangkan kini Prabowo memperoleh hasil 19,8 persen. Namun, angka itu naik dari survei sebelumnya sebesar 18,2 persen.
“Dengan pelaksanaan pilpres masih 15 bulan lagi, potensi perubahan persentasi masih sangat terbuka,” ujar Hanta dalam paparan yang dihadiri Ketua DPR dari Partai Golkar Bambang Soesatyo, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo dan politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait itu.
Berdasarkan simulasi 30 nama kandidat, elektabilitas Jokowi tertinggi yakni 51,1 persen. Sedangkan Prabowo 26,1 persen. Nama lain berada di bawah dua persen.
“Hal ini menegaskan bahwa hanya dua kandidat yang kuat saat ini yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto,” ungkapnya.
Poltracking menggelar survei pada 27 Januari – 3 Februari 2018 dengan melibatkan 1.200 responden. Hasil survei melalui metode multistage random sampling itu memilik margin of error 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Jokowi sebagai petahanan memang menajdi kandidat terkuat dalam popularitas ataupun elektabilitas. Namun posisinya belum sepenuhnya aman.
- Poltracking Ungkap Sejumlah Kejanggalan oleh Dewan Etik Persepi
- Survei Tatap Muka Poltracking Indonesia: Isran Noor-Hadi 52.9%, Rudy Mas'ud-Seno Aji 38,4%
- Skandal Kredibilitas Persepi, Dewan Etik Terbukti Punya Konflik Kepentingan
- Hasil Survei Poltracking Indonesia Sah, Tidak Ada Kesalahan
- Ketua Persepi: Dewan Etik Tidak Bilang Ada Kesalahan Data di Poltracking
- Klarifikasi Dewan Etik Mengatakan Survei Poltracking Tidak Salah