Pilpres 2009, Pertarungan Cawapres
Minggu, 31 Mei 2009 – 16:18 WIB

Pilpres 2009, Pertarungan Cawapres
JAKARTA - Pengamat ekonomi Hendry Saparini mengatakan, pemilu presiden (pilpres) 2009 ini lebih merupakan pertarungan para calon wakil presiden (cawapres). Tren ini muncul setelah Susilo Bambang Yudhoyono memilih Boediono sebagai pasangannya. Masyarakat akan lebih melihat ideologi ekonomi yang dianut para cawapres. Pasalnya, ketiga capres yakni SBY, Jusuf Kalla, dan Megawati Soekarnoputri sudah bisa dibaca track record-nya saat berada di kursi kepemimpinan nasional. Hendry pun menduga, 'berpisahnya' JK dengan SBY salah satunya karena JK tidak betah terus-terusan berada dalam lingkaran tim ekonomi berpaham neolib itu.
"Pilpres saat ini pertarungan paham ekonomi para cawapres. Kalau pilpres 2004, masih didominasi pertarungan nasionalis atau bukan nasionalis dan isu Jawa atau luar Jawa," ungkap Hendry Saparini pada diskusi bertema 'Perspektif Ekonomi Indonesia Pascapilpres 2009' di Hotel Ambhara, Jakarta, Minggu (31/5). Diskusi digelar DPP Pemuda Demokrat Indonesia.
Hendry menjelaskan, Megawati saat menjadi presiden tidak bersih dari kebijakan ekonomi neoliberalisme karena saat itu dia dilingkupi tim ekonomi berpaham neolib. Hanya saja, dengan menggandeng Prabowo Subianto, Mega sudah menunjukkan komitmennya untuk lebih mementingkan ekonomi kerakyatan. Sementara, Jusuf Kalla saat menjadi wapres selama ini juga lebih banyak dikungkung oleh tim ekonomi yang berpaham neolib.
Baca Juga:
JAKARTA - Pengamat ekonomi Hendry Saparini mengatakan, pemilu presiden (pilpres) 2009 ini lebih merupakan pertarungan para calon wakil presiden (cawapres).
BERITA TERKAIT
- Koalisi Masyarakat Sipil Mengecam Intervensi Anggota TNI di Kampus UI dan UIN Semarang
- Berdoa di PIK, Biksu Thudong Tebar Pesan Damai
- Pemerintah Fokus Tuntaskan Pengangkatan PPPK Tahap 1, Honorer R2/R3 Keburu Pensiun
- Setiawan Ichlas Hadirkan Ustaz Adi Hidayat di Tabligh Akbar di Palembang
- Gegara Panggilan Sidang Tak Sampai Alamat, Tergugat Datangi Kantor Pos di Jambi
- Menyambut Thudong 2025 di PIK Bukan Ritual Semata, Melainkan Pengalaman Jiwa