Pilpres 2014, Saatnya Calon Muda Tampil
Jumat, 10 Februari 2012 – 07:34 WIB
Sedangkan di 2019 nanti akan terjadi degradasi yang mungkin menjadi 80-20 persen. "Ide-ide reformasi sudah begitu kental di kepala mereka. Bagaimana cari duitnya, bagaimana mempopulerkan diri, sudah mengadopsi gaya-gaya politik modern yang lazim diperkenalkan di era liberal," jelasnya.
Sementara 20 persennya nepotismenya masih sangat terasa. "Nepotisme kan bukan lagi hanya memiliki hubungan darah, tetapi juga kedekatan," imbuhnya.
Persoalannya, imbuh Ray, mereka akan mau menunggu hingga tahun 2019 atau didesak maju di 2014. "Kalau saya sih memilih untuk mendesak di 2014," pungkasnya. (yay)
JAKARTA - Pengamat politik dari Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti menilai, pemilihan presiden (pilpres) 2014 akan menjadi ajang alih generasi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Rocky Gerung Mengajak Anak Muda Menggunakan Nalar Kritis dalam Memilih Pemimpin
- Survei Poltracking, Elektabilitas Agustiar - Edy Tertinggi di Pilgub Kalteng
- Tablig Akbar Majelis Nurul Musthofa: Ridwan Kamil akan Perjuangkan Pengajian di Monas
- Pilwalkot Semarang 2024: Restu & Doa Jokowi untuk Yoyok-Joss
- Teriakan 'Ganti Bupati' Menggema di Kampanye Akbar Paslon 02
- Pengamat Hardjuno Soroti Langkah DPR Memasukkan RUU Tax Amnesty ke Prolegnas 2024