Pilpres 2024 Berpotensi Terjadi Polarisasi, Formasi: Satu Putaran Jadi Solusi
Dia menyebut pertarungan di media sosial antara pendukung Anies-Muhaimin, pendukung Prabowo-Gibran, dan pendukung Ganjar-Mahfud.
Berbeda dengan pendukung pasangan Anis-Muhaimin yang banyak diisi oleh kalangan agamis, pendukung pasangan Prabowo-Gibran dan pasangan Ganjar-Mahfud diisi mayoritas oleh kalangan kelompok nasionalis.
Lebih lanjut, Syifak mengatakan polarisasi itu terlihat bagaimana keduanya telah mengibarkan bendera perang di dunia maya. Psywar dilakukan terus menerus tanpa henti.
Saling menjatuhkan, saling memfitnah, dan saling melempar isu yang sebenarnya usang.
“Belajar dari sejarah polarisasi yang terjadi di Indonesia, bahwa polarisasi bisa terjadi apabila hanya ada dua pilihan yang berbeda, termasuk yang terjadi di DKI Jakarta tahun 2017, polarisasi dimulai saat putaran kedua di mana pilihannya yang tersisa adalah dua pasangan yaitu pasangan Ahok-Djarot dan pasangan Anies-Sandi.
Oleh karena itu, melihat fenomena ini harus dihindari agar apa yang terjadi pada masa-masa kelam itu tidak berulang kembali di kemudian hari.
Sebab yang dirugikan sepenuhnya adalah rakyat. Bukan elite-elite politik atau sukarelawan pendukung para kandidat.
“Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk membangun dan memperkuat narasi kebangsaan di tengah masyarakat, sehingga kepentingan nasional tidak dikalahkan oleh kepentingan politik praktis,” urainya.
Formasi Indonesia Moeda kembali menggelar diskusi bertajuk Potensi Polarisasi Antara Kelompok Nasionalis Vs Nasionalis, Satu Putaran Jadi Solusi?.
- Bawaslu: Pendidikan Politik Penting untuk Hindari Masyarakat dari Polarisasi
- Gugatan Ditolak PTUN, Ketua Tim Hukum PDIP Menggaungkan Prabowo Yes, Gibran No
- PDIP Menerima Putusan PTUN, tetapi Persoalkan Hakim yang Membuatnya
- Upaya PDIP Jegal Gibran Kandas di PTUN, Ronny Bilang Begini
- Anies Baswedan Pastikan Hadiri Pelantikan Prabowo Sebagai Presiden Besok
- 1.045 Orang Ikut Tes Seleksi CPNS di Kabupaten Sorong, yang Dibuka 300 Formasi