Pilpres Terancam Tanpa Pengawasan
jpnn.com - JAKARTA - Pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 terancam tanpa pengawasan, hingga di setiap tempat pemungutan suara (TPS).
Potensi ini muncul antaran Kementerian Keuangan disebut hanya mengucurkan anggaran keuangan pengawasan hingga bulan Juni 2014. Sementara pilpres sebagaimana jadwal yang telah ditetapkan, akan berlangsung di bulan Juli 2014.
"Untuk pengawasan, Daftar Isian Pelakasanaan Anggaran (DIPA) yang disediakan Kementerian Keuangan hanya dianggarkan sampai pada bulan Juni," ujar Ketua Bawaslu, Muhammad, di Jakarta, Kamis (9/1).
Menurut Muhammad, Bawaslu sebenarnya telah mengganggarkan dana untuk program pengawasan pemilu 2014, sebesar Rp 6 triliun. Anggaran tersebut dinilai masih cukup untuk mendanai program pengawasan pemilihan legislatif maupun pemilihan presiden.
Atas usulan tersebut, DPR menurut Muhammad sudah setuju. Namun Kemenkeu tidak memberikan persetujuan.
"Kita sudah hitung dengan sangat minimalis. Tapi yang minimalis juga nggak disetujui. Yang disetujui (Kemenkeu) hanya Rp 3 triliun lebih," ujarnya.
Menurut Muhammad, dengan nilai anggaran yang dipangkas hingga setengah dari anggaran yang diusulkan, menyebabkan struktur formal Bawaslu di tingkat desa/kelurahan tidak tercover hingga pelaksanaan pilpres.
"Jadi jika tidak ada revisi, maka dapat dipastikan untuk pilpres tidak ada pengawasan di tingkat desa. Ini problem serius," katanya.
JAKARTA - Pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 terancam tanpa pengawasan, hingga di setiap tempat pemungutan suara (TPS). Potensi ini muncul
- Pilgub Sumsel 2024: Herman Deru-Cik Ujang Unggul Telak dari Eddy-Riezky dan Mawardi-Anita
- Hasil Hitung Cepat, Pramono-Rano Menang 1 Putaran di 5 Lembaga Survei
- Pramono Singgung Anies Hingga Ahok Setelah Unggul Dalam Penghitungan Suara
- Kapolda Banten Langsung Tangani Insiden TPS Roboh Ketika Pencoblosan
- Hasil Hitung Suara di TPS Tempat Pram Mencoblos, Paslon Nomor 3 Menang Telak
- Herman Deru-Cik Ujang Raih Suara Terbanyak di TPS 27 Komplek Perum Bulog