Pimpinan Baru NATO Prioritaskan Afghanistan
Senin, 03 Agustus 2009 – 18:50 WIB

Anders Fogh Rasmussen, Sekjen NATO yang baru. Foto: Acus.org.
BRUSSELS - Prioritas organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) - yang identik dengan keberadaan Amerika Serikat (AS) - tampaknya tak akan jauh-jauh dari kawasan yang hingga kini masih panas, di mana AS memang terlibat aktif, yakni Timur Tengah (serta Rusia). Hal itu antara lain terungkap dari pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) baru NATO, Anders Fogh Rasmussen.
Seperti diberitakan BBC, dalam breaking news-nya, Senin (3/8) sore, Rasmussen menegaskan bahwa prioritas NATO saat ini tak lain adalah peperangan di Afghanistan. Dalam hal ini, ia menyebutkan bahwa yang termasuk di antara langkah-langkah NATO ke depan, salah satunya adalah upaya memastikan sejumlah negosiasi dengan para anggota kelas menengah Taliban.
Sang Sekjen yang baru saja resmi memulai tugasnya pada Sabtu (1/8) lalu itu, agaknya memiliki rencana untuk memisahkan bagian-bagian dari kelompok militan tersebut (Taliban). Setidaknya, hal itu tersirat dari ucapannya yang mengatakan bahwa "ada grup-grup yang bisa anda ajak bicara".
Sementara, di luar urusan Taliban dan Afghanistan, Rasmussen menyampaikan pula bahwa prioritas kedunya adalah meningkatkan hubungan dengan Rusia. Namun untuk urusan ini pun, Sekjen NATO yang adalah juga Perdana Menteri Denmark selama hampir 9 (sembilan) tahun - sejak November 2001 sampai April 2009 - itu, mengaku tak bakal mudah menghadapinya lantaran adanya sejumlah tantangan.
BRUSSELS - Prioritas organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) - yang identik dengan keberadaan Amerika Serikat (AS) - tampaknya tak akan
BERITA TERKAIT
- Rayakan Paskah, Presiden Kolombia Bicara soal Penderitaan Yesus & Rakyat Palestina
- Presiden Iran Masoud Pezeshkian Sebut Israel Pelaku Utama Terorisme Global
- Kereta Gantung Terjatuh di Italia Selatan, 4 Tewas
- Ajak Israel Berunding, Hamas Siap Akhiri Perang di Gaza
- Hamas Tolak Gencatan Senjata, Kini Israel Kuasai 30 Persen Jalur Gaza
- 1.400 Tenaga Medis Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza