Pimpinan KPK yang Baru Harus Berani Mati
Kamis, 26 Mei 2011 – 19:19 WIB
Pimpinan KPK mendatang, diharapkan berani mengusut dugaan korupsi mantan Presiden Soeharto, skandal Century, dan juga dugaan percaloan anggaran yang melibatkan para anggota DPR. "KPK mendatang juga harus membersihkan kejaksaan dan kepolisian," cetusnya.
Sementara, Hanif Dhakiri menyatakan, tidak benar jika ada yang menganggap reformasi gagal. Bagaimana pun, lanjutnya, dalam 13 tahun era reformasi, ada sejumlah kemajuan, termasuk menguatnya institusi-institusi demokrasi. "Kemenangan-kemenangan kecil reformasi harus kita jaga," cetusnya. Anggota Komisi X DPR ini menilai, saat ini justru ada upaya untuk menghancurkan insitusi demokrasi, seperti DPR. Jika institusi demokrasi hancur, lanjutnya, maka rakyat tidak senang dengan demokrasi, yang ujung-ujungnya ingin kembali ke bentuk rezim otoriter.
Rekson Silaban punya pendapat senada. Katanya, banyaknya kepala daerah yang ditangkap dalam kasus korupsi, merupakan salah satu hasil reformasi. "Di era Orde Baru, tak mungkin itu terjadi," ujarnya. Di sektor perburuhan, lanjut pria asal Siantar ini, hasil reformasi juga sangat terasa. Pengurus eksekutif organisasi buruh se-dunia (ILO) ini mengatakan, kebebasan buruh di Indonesia paling liberal se-Asean. "Gerakan buruh juga lebih kuat dibanding gerakan mahasiswa," ujarnya. (sam/jpnn)
JAKARTA -- Masa tugas pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini tinggal sekitar empat bulan lagi. Pada September atau Oktober 2011, pimpinan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Resmi Dilantik jadi Ketua IKA Muratara, Fauzi Amro Ungkap Program Mudik Gratis
- Lihat, Wamensesneg Bambang Cek Langsung Gedung JCC untuk Pastikan Pengamanan
- Makan Bergizi Gratis Dimulai Besok, 190 Dapur MBG Bakal Beroperasi
- Soroti Kasus Timah, Pakar Hukum Sebut Kerugian Ekologis Tak Bisa Jadi Bukti Korupsi
- Akun SSCASN Peserta Kode R2 Tetiba Berubah, Tanda PPPK Paruh Waktu?
- Pemerintah Targetkan Makan Bergizi Gratis Sentuh 3 Juta Penerima hingga Maret 2025