Pimpinan MPR Sarankan Kapolri Minta Maaf

Terkait Bentrok Polisi Vs Warga di Bima yang Menelan Korban Jiwa

Pimpinan MPR Sarankan Kapolri Minta Maaf
Pimpinan MPR Sarankan Kapolri Minta Maaf
Menurut Lukman, kemampuan preventif Polri dalam dal deteksi dini kerusuhan di daerah harus dipikirkan. "Ini masalah laten," tegasnya.

Seperti diketahui, tiga pengunjuk rasa dari Front Rakyat Anti Tambang (FRAT) yang tewas di Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (24/12). Mereka adalah Arief Rahman (19), Syaiful (17), dan Ansyari (20) yang tewas akibat tembakan peluru yang diduga  dari aparat keamanan.

Ketiga korban bersama para pengunjuk rasa lainnya, menutup jalur lalu lintas ke Pelabuhan Sape sejak 20 Desember 2011. Mereka  menuntut pencabutan SK Bupati Bima Nomor 188 Tahun 2010 tentang izin pertambangan PT Sumber Mineral Nusantara (SMN) dan pembebasan seseorang berinisial AS, tersangka pembakaran kantor Camat Lumbu yang terjadi pada 10 Maret 2011 dan telah diserahkan ke kejaksaan. (boy/jpnn)

JAKARTA - Wakil Ketua MPR, Lukman Hakim Saifuddin menyatakan bahwa Kapolri Jendral Timur Pradopo harus terbuka dan berbicara ke publik untuk menjelaskan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News