Pimpinan MUI Tulis Puisi: Ke Manalah Hati Mereka yang Tega Membunuh Sesama
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menuliskan puisi sebagai bentuk keprihatinan atas tindakan polisi yang membunuh enam anggota Laskar FPI.
Dalam puisi itu, Anwar bertanya di mana nurani para pelaku sehingga bisa mudahnya membunuh sesama warga negara itu.
Anwar juga mengingatkan bahwa nyawa itu hakikat manusia.
Negara pun harus melindunginya.
Sebab, apa gunanya pemerintah dan negara apabila tidak bisa melindungi warganya. (tan/jpnn)
Berikut isi puisi Anwar Abbas yang dikirim kepada JPNN.com:
Setiap kita pasti akan mati. Tetapi kalau akan mati, mudah-mudahan kita mati secara alami. Jangan karena dibunuh atau melakukan bunuh diri. Itu namanya melanggar ketentuan Tuhan dan itu benar-benar sangat tidak terpuji.
Tetapi apa yang terjadi? Enam orang anak muda tersungkur mati dihantam peluru tajam aparat polisi di pagi hari. Di Tol Cikampek ketika mereka mengantar dan mengawal Habib Rizieq yang akan menyampaikan ceramah pagi di depan jemaahnya yang sudah siap menanti.
Pimpinan MUI itu menuliskan puisi sebagai bentuk keprihatinan atas bentrok polisi dengan FPI.
- Refly Harun Penasaran dengan Kalimat Perintah Langsung terkait Pembubaran Diskusi di Grand Kemang
- Kasus Pembubaran Diskusi, Kapolsek Mampang Diperiksa Propam
- Demo di Polda Metro Jaya, Mahasiswa Desak Alexander Marwata Diproses Hukum
- Video Asusila Pelajar SMA-SMP dalam Kelas di Demak Viral, Polisi Sudah Bertindak
- 5.614 Personel Gabungan Siap Jaga Pelantikan Anggota DPR RI Periode 2024-2029
- Pembubaran Diskusi Merusak Demokrasi, Sahroni Puji Langkah Cepat Polisi Menangkap Pelaku