Pimpinan PHK2I Sulsel Sebut Penghapusan Honorer Seperti Bom Molotov, Ngeri Sekali
jpnn.com, MAKASSAR - Ketua Perkumpulan Honorer K2 Indonesia (PHK2I) Wilayah Sulsel Sumarni mengatakan penghapusan tenaga honorer sesuai Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) dinilai memberikan dampak buruk bagi tenaga honorer di Indonesia.
Karena itu, Sumarni menegaskan pihaknya menolak penghapusan tenaga honorer yang dinilai dilakukan secara sepihak tersebut.
"Honorer K2 Sulsel dengan tegas menolak penghapusan tenaga honorer secara sepihak karena ini tidak sesuai dengan aturan," tegas Sumarni kepada JPNN.com, Senin (20/6).
Dia mengungkapkan kebijakan penghapusan tenaga honorer tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
"Kebijakan ini tidak sesuai dengan Pancasila sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab. Sebab kami telah mengabdi puluhan tahun," ungkapnya.
Selain itu, kebijakan penghapusan tenaga honorer ibarat bom molotov yang dapat membumihanguskan honorer.
"Padahal sudah puluhan tahun kami mengabdi, ini semua hancur karena gagalnya pemerintah dalam memanajemen kepegawaian," tegasnya lagi.
Sumarni menegaskan tidak ada alasan bagi pemerintah untuk menghilangkan honorer.
Pimpinan PHK2I Sulsel menyebutkan penghapusan honorer seperti bom molotov, dampak buruknya ngeri sekali
- Presiden Prabowo dan Tantangan Aktualisasi Pancasila
- Kemanusiaan yang Adil dan Beradab jadi Landasan Egi-Syaiful Membangun Lamsel
- Hari Kesaktian Pancasila, dari Beleid Menteri Panglima Angkatan Darat ke Keputusan Pejabat Presiden
- Hari Kesaktian Pancasila, Momentum Penghormatan Kepada Pahlawan
- Penggalian Nilai-Nilai Universal Agama Perlu untuk Tegakkan Moralitas dan Etika Dalam Kehidupan Berbangsa
- UBK Ajak Gen Z Membangun Bangsa Berlandaskan Pancasila