Pin Nadiem
Oleh Dahlan Iskan
Lalu berapa SKS yang mereka peroleh selama 'kuliah' di luar kampus itu. Lalu bagaimana cara menilai mereka.
Namun itu semua tidak akan sulit. Sudah banyak contoh di negara maju. Tinggal meniru mereka saja. Atau menyesuaikannya.
Yang sulit mungkin mencari 'tempat kuliah' itu. Di Indonesia perbandingan banyaknya mahasiswa dengan tempat usaha tidak sebagus di negara maju.
Mahasiswa di Indonesia akan banyak yang mengalami kesulitan berebut tempat kerja atau magang. Namun kesulitan itu baik juga --untuk menguji kegigihan mahasiswa dalam berjuang sejak muda.
Bagi mahasiswa ilmu sosial dan politik mungkin punya banyak tempat --kalau mereka diizinkan praktik menjadi tim sukses para calon kepala daerah. Atau tim sukses para calon anggota DPR. Atau menjadi asisten para anggota DPR/DPRD.
Bolehkah?
Atau mahasiswa bisa menjadi asisten di kantor-kantor pemerintah. Sambil mengisi kekurangan tenaga di situ akibat dihapuskannya pengangkatan tenaga honorer baru.
Yang juga akan menarik adalah mahasiswa di universitas keguruan. Seberapa banyak mahasiswa yang akan memilih tempat 'kuliah' di pedalaman Papua atau di kepulauan terpencil. Sambil mengatasi kekurangan guru di sana.