Pinangki
Korupsi anggaran biasanya direncanakan dengan rapi sehingga bau korupsinya bisa tersembunyi.
Korupsi patron-klien ini meluas dan menjadi pola korupsi di Indonesia.
Orang yang punya kewenangan tertentu menjual kewenangan dengan imbalan tertentu.
Korupsi patron-klien semacam ini selalu terselubung halus dan tidak gampang terendus, karena dilakukan dalam action plan yang lembut, profesional, dan canggih.
Kasus Djoko Tjandra dan Pinangki menjadi drama korea yang menegangkan dan kompleks, karena melibatkan institusi Kejaksaan, Kepolisian, dan Parlemen.
Sudah ada jenderal polisi yang dihukum, sudah ada anggota dewan yang dibui.
Masyarakat menunggu apakah akan ada atasan Pinangki di Kejaksaan Agung yang bakal diungkap namanya.
Namun, ternyata drama korea berakhir mengecewakan. Alih-alih ada petinggi lain yang diungkap keterlibatannya, hukuman Pinangki malah dikorting seperti barang obralan. (*)
Di Arab Saudi koruptor dipotong tangannya. Di China koruptor dipotong lehernya. Di Indonesia koruptor dipotong...
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Akademisi Nilai Daftar Tokoh Terkorup OCCRP Tidak Jelas Ukurannya
- Kasus Ustaz Dianiaya Gegara Ceramah soal Korupsi, Sahroni: Mencurigakan!
- Jokowi Masuk Daftar Pemimpin Korup versi OCCRP, BCW Desak KPK Lakukan Penyelidikan
- Kejati Tetapkan Kepala Disbud Provinsi DKI Jakarta dan 2 Orang Lain jadi Tersangka Korupsi
- Pemberantasan Korupsi 2025, Sahroni: Fokus di Pengembalian Kerugian Negara
- Tahun Baru 2025, Harapan Baru Masyarakat untuk Pemerintah Pemberantasan Korupsi