Pindad Butuh Suntikan Rp 700 M
Rabu, 24 Desember 2014 – 03:39 WIB
Perincian anggaran itu sudah masuk ke Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan. Menurut Silmy, pihaknya tinggal menunggu proses persetujuan berlansung. Kalau penambahan anggaran tersebut disetujui, dia akan membagi uang itu menjadi tiga bagian. Sekitar Rp 300 miliar pertama digunakan untuk modernisasi peralatan yang sudah uzur. Jumlah uang yang sama akan digunakan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan Kementerian Pertahanan, termasuk TNI-Polri.
Sementara itu, sebanyak Rp 100 miliar yang tersisa digunakan untuk kerja sama dengan luar negeri. Latar belakang dan pengaÂlaman yang dimiliki membuat Simly yakin bisa bekerja sama untuk menghasilkan produk terbaik. ''Saya sebelumnya di bidang kerja sama Kemenhan. Itu upaya untuk mempercepat penguasaan teknologi,'' tuturnya. Di antaranya, kerja sama dengan pihak asing yang lebih berpengalaman.
Pindad butuh transfer teknologi karena masih banyak teknologi persenjataan yang belum bisa diproduksi di tanah air. Misalnya soal kemampuan membuat peluru dalam kaliber besar. Pola kerja sama yang melibatkan dua pihak membuat pembagian anggaran tidak perlu besar. ''Industri pertahanan itu harus hemat devisa, membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan level penguasaan teknologi, dan peningkatan pajak,'' urainya. (dim/c22/oki)
JAKARTA - PT Pindad akhirnya mendapat komandan baru. Dia adalah Silmy Karim yang sebelumnya menjabat staf ahli Komite Kebijakan Industri Pertahanan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Bea Cukai Parepare Musnahkan Barang Ilegal Senilai Lebih Rp 2,25 Miliar, Terbanyak Rokok
- Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru
- Tali Qrope dan Selang Spring Hose Jadi Sorotan di INAMARINE 2024
- Indonesia Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari AS
- Menko Airlangga Dorong Kerja Sama dengan Arizona State University, Ini Tujuannya