Pintu 13 Stadion Kanjuruhan Sudah Seperti Kuburan Aremania, Eko Menangis

“Setengah babak pertama masih aman dan tidak terjadi permasalahan apa pun,” ucapnya.
“Setelah peluit panjang, saya mendengar tembakan pertama. Saya curiga. Setelah itu terdengar suara tembakan sampai tujuh kali,” imbuh Eko.
Dia mengaku selama menonton pertandingan di Stadion Kanjuruhan, belum pernah melihat adanya kerusuhan sampai terdengar bunyi tembakan tujuh kali.
Kondisi saat itu kemudian makin kacau. Banyak orang histeris meminta pertolongan.
“Saya diajak oleh teman membantu evakuasi, ada satu, dua, sampai lima orang yang digotong terlihat pingsan. Saya lalu teringat teman-teman dan saudara di (Pintu) 11, 12, 13, dan 14,” tutur Eko.
Eko memutuskan pergi ke Pintu 14 terlebih dahulu. Pintu terbuka. Tidak ada korban meninggal, tetapi ada yang pingsan.
Ketika Eko tiba di Pintu 13, dia tak bisa membendung air mata. Banyak korban berjatuhan, terhimpit dengan suara meminta tolong.
“Saya melihat Pintu 13 sudah seperti kuburan adik-adik saya,” katanya.
Pria berbaju hitam itu akhirnya membuka Pintu 13 Stadion Kanjuruhan, Aremania berjatuhan.
- Orang Tua Korban Kanjuruhan Curhat di Slepet Imin, Harapkan Perubahan
- Tim Hukum AMIN: Penyelesaian Tragedi Kanjuruhan dan Km 50 untuk Penuhi Rasa Keadilan
- Anies Anggap Tragedi Kanjuruhan dan Km 50 Belum Tuntas: Ungkap Kebenaran Sebenarnya!
- Analisis Reza soal Penuntasan Kasus KM 50 hingga Penembakan Harun Al Rasyid yang Disoal Anies
- Ada Gas Air Mata dalam Peristiwa Ricuh di Gresik, Komisi III DPR Singgung Tragedi Kanjuruhan
- Berkunjung ke Malang, Menpora Dito Sampaikan Duka kepada Korban Tragedi Kanjuruhan