Pisang Songgolangit, Primadona Baru di Lumajang yang Akan Dipatenkan
Bikin Penasaran karena Buahnya yang Menjulang
jpnn.com - Ikon sebagai kota pisang sudah tidak diragukan lagi melekat di Lumajang. Selain produksinya khas, aneka ragam jenis pisangnya lengkap. Belakangan ini, pisang songgolangit jadi daya pikat yang melekat untuk Lumajang.
ABDUL HAFID ASNAN, Lumajang
PEMANDANGAN stan yang disuguhkan Dinas Pertanian Lumajang dalam lomba Hari Krida Pertanian Jatim menunjukkan bagian depan yang terpampang pohon pisang lengkap. Uniknya, di antaranya, ada pisang yang menjulang ke atas.
Hal inilah yang membedakan jenis pisang ini dengan pisang lainnya. Jika pisang lain dipajang dalam bentuk buahnya, khusus pisang jenis ini dipajang bersama dengan pelepah dan pohonnya sekaligus.
Ya, inilah songgolangit, pisang yang belakangan ini menjadi ikon baru di Lumajang. Meski rasanya tidak jauh berbeda dengan pisang agung atau pisang jenis lainnya, namun cara berbuahnya yang unik membuat banyak dewan juri bertanya-tanya tentang jenis pisang ini.
Soelkhan, kepala Bidang Usaha Tani Dinas Pertanian Lumajang sempat kewalahan menjelaskan pisang jenis ini. Bukan hanya pada dewan juri, tetapi juga pada sejumlah pengunjung pameran di Hotel Grand City Surabaya. "Banyak yang tertarik keunikannya," ungkap Soelkan ketika bercerita daya tarik pisang songgolangit.
Dia menjelaskan bahwa pisang jenis ini mulai dibudidayakan di Lumajang. Bukan karena rasa dan kandungan pisang yang tergolong kompleks, tetapi juga karena proses pembudidayaannya yang mudah dan cara tumbuh buahnya yang unik.
Istilah nama songgolangit menurutnya tidak lepas dari Bahasa Jawa. Songgo artinya penyangga. Jadi, diartikan songgolangit adalah penyangga langit.
Kendati sudah dikenalkan jenis pisang tersebut adalah songgolangit, tidak henti-hentinya pengunjung yang bertanya silih berganti. Keunikan dan daya tariknya terus menjadi sorotan. "Sampai bosan saya menjelaskan. Akhirnya, saya memudahkan cara mengenalkannya, bahwa yang berdiri lebih enak dibanding yang tidur," katanya, dengan nada bercanda.
Dengan cara memperkenalkan yang disertai gurauan itu, akhirnya rekan-rekan yang bosan selagi menjaga stan cukup terhibur. Selama dua hari, pisang jenis ini menjadi sorotan, yang akhirnya berhasil memikat penilaian dewan juri.
Cara menanam pisang songgolangit tidak jauh berbeda dengan jenis pisang lainnya. Masa tanamnya sekitar sepuluh bulan indukan, kemudian disusul anakannya, yang juga menyusul berbuah.
Pisang jenis ini agak lama dibanding dengan pisang lainnya. Memiliki ciri-ciri pohonnya panjang sekitar 3 meter, mudah patah, daun keras, dan buahnya berwarna hijau menjulang ke atas sejak awal berbuah.
Cara tanam yang praktis dan cara mendapat indukan yang tidak terlampau sulit membuat pisang jenis ini mulai marak dibudidayakan. Bahkan, saat ini sudah ada tiga kecamatan yang banyak membudidayakan pisang jenis ini. Terbanyak adalah di Desa Burno, Kandangan, dan Pagowan, Kecamatan Senduro.
Kecamatan lain yang membudidayakan pisang songgolangit adalah Pasrujambe dan Gucialit. Kawasan lereng Gunung Semeru menjadi kawasan pertama yang membudidayakan pisang jenis ini.
Dengan kondisi seperti ini, Kepala Dinas Pertanian Lumajang Paiman mengaku tidak tanggung-tanggung mempromosikan jenis pisang ini. Selain pisang mas kirana, pihaknya juga mulai mengangkat pamor pisang songgolangit.
Faktor penyebabnya bukan karena keunikan semata, tetapi juga karena faktor kemudahan, kelebihan rasa, dan nilai unggul lainnya yang tidak dimiliki jenis pisang lainnya.
Untuk melekatkan jenis pisang ini sebagai identitas Lumajang, Paiman menegaskan, pihaknya akan melakukan identifikasi dan mematenkan jenis pisang ini. "Akan kami ciptakan bahwa pisang songgolangit ini adalah milik Lumajang. Sama dengan pisang mas kirana, yang mulai masuk pasar internasional," terangnya. (*/jpnn/ami)
Ikon sebagai kota pisang sudah tidak diragukan lagi melekat di Lumajang. Selain produksinya khas, aneka ragam jenis pisangnya lengkap. Belakangan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara