PKI dan Baladewa

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

PKI dan Baladewa
Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya, Jakarta Timur. Monumen tersebut merupakan penanda tentang peristiwa G30S/PKI. Foto: Ricardo/JPNN.com

Pak Harto menempatkan dirinya sebagai Gatotkaca menghadapi Bung Karno yang sudah dianggapnya melenceng dari garis kekuasaan sebagaimana Baladewa.

Bung Karno harus disingkirkan, tetapi dengan cara yang halus. 

Bila perlu, Bung Karno jangan sampai tahu bahwa dia sedang menjadi korban plot untuk merebut kekuasaannya.

Bung Karno yang cerdas dan tajam penciuman politiknya, kali ini seperti terkena ‘’pengapesan’’ dan menjadi kehilangan kesaktian. 

Bung Karno bisa mencium manuver Nasution yang sangat canggih. 

Dengan ketajaman dan kecerdasaannya,  Bung Karno bisa mencopot Nasution dari jabatan panglima Angkatan Darat dan menempatkannya dalam posisi menteri yang lebih tinggi tetapi tidak berpengaruh.

Bung Karno berhadapan langsung dengan Nasution dalam berbagai episode. 

Nasution seorang jenderal yang cerdas dan dikenal sebagai muslim puritan. 

Dalam sejarah Indonesia modern, peristiwa 30 September 1965 menjadi episode paling kelam dan sekaligus paling brutal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News