PKI dan Baladewa
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Sebagai jenderal Jawa, Yani memainkan dua kartu penting.
Di satu sisi, dia memperlihatkan kesetiaan kepada Bung Karno, di sisi lain Yani mewarisi karakter Nasution yang sangat anti-PKI.
Angkatan Darat dan PKI sama-sama bersaing memperebutkan pengaruh Bung Karno.
Gaya hidup Bung Karno yang flamboyan membawa korban fisik yang menyebabkan kesehatannya merosot dengan cepat.
Ada informasi bahwa Bung Karno menderita penyakit fatal dan tidak bisa disembuhkan.
Kepanikan terhadap kemungkinan Bung Karno akan mati mendadak, membuat PKI mengambil langkah sembrono.
Para jenderal di pucuk pimpinan Angkatan Darat harus disingkirkan, supaya posisi PKI bisa mengambil alih kekuasaan pasca-Soekarno.
Bung Karno seorang jenius politik yang bisa mengontrol semua kekuatan yang berseliweran di sekitarnya.
Dalam sejarah Indonesia modern, peristiwa 30 September 1965 menjadi episode paling kelam dan sekaligus paling brutal.
- Ancaman Hukuman Oknum TNI AL Pembunuh Juwita Bisa Bertambah
- Kasus Oknum TNI AL Bunuh Juwita, 4 Saksi Dilindungi LPSK
- Soeharto Memenuhi Kriteria Jadi Pahlawan Nasional, tetapi Terganjal Hal Ini
- 15 Jenazah Korban Pembantaian KKB Teridentifikasi, Ini Daftar Namanya
- Tak Ada Luka Tembak di Jasad 11 Korban Pembantaian oleh KKB
- Suami Bunuh Istri di Bengkalis Seusai Cekcok Gadai Hp