PKI dan TNI
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Jumat, 01 April 2022 – 19:34 WIB

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa. Ilustasi. Foto: Ricardo
Luka akibat peristiwa 1965 terus berlanjut sampai 32 tahun masa kekuasaan Orde Baru.
Luka itu sangat dalam dan sulit untuk benar-benar disembuhkan.
Luka itu memecah bangsa Indonesia menjadi dua kubu yang sulit disatukan.
Di satu sisi orang-orang yang pernah menjadi anggota PKI maupun simpatisannya merasa menjadi korban politik Orde Baru.
Di sisi lain, umat Islam juga merasa menjadi korban kekerasan PKI di berbagai daerah, dan menganggap PKI sudah berkhianat kepada negara.
Dua ideologi, komunisme dan Islam, ibarat minyak dan air yang tidak mungkin disatukan.
Bung Karno ingin membuat ekspresimen sejarah.
Dia ingin menggabungkan tiga ideologi menjadi satu bersama nasionalisme dalam bentuk nasakom, nasionalisme, agama, dan komunis.
Keputusan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa untuk memperbolehkan anak dan keturunan PKI mendaftar ke TNI memantik kontroversi lama.
BERITA TERKAIT
- UI Tidak Undang TNI Hadir ke Acara Mahasiswa di Pusgiwa
- GM FKPPI Tegaskan Komitmen Jaga Demokrasi di Tengah Transformasi Peran TNI
- Diskusi UU TNI di Kampus, Pangdam I/BB: Kami Terbuka terhadap Kritik
- Bea Cukai dan TNI Memperkuat Sinergi Pengawasan yang Solid di Yogyakarta dan Nunukan
- Perkuat Sinergisitas, Panglima TNI Terima Kunjungan Ketua BPK RI
- Haidar Alwi: TNI-Polri Peringkat 5 Pasukan Penjaga Perdamaian Dunia