PKI dan TNI
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Tiga ideologi besar itu paling dominan di Indonesia.
Dengan menyatukan tiga ideologi itu friksi politik Indonesia akan bisa diselesaikan, dan persatuan Indonesia akan bisa dicapai.
Begitulah gagasan Bung Karno ketika menemukan konsep nasakom. Bung Karno terkesan menyederhanakan masalah, dan dia keliru.
Nasakom ditolak oleh kalangan Islam.
PKI sudah berkembang makin kuat setelah menjadi juara ketiga dalam pemuilu 1955 dan melihat Islam sebagai penghalang paling potensial.
Lalu, muncullah jenderal-jenderal yang antikomunis yang melihat PKI sebagai ancaman serius.
Para jenderal yang dikomandoi oleh Ahmad Yani sebagai pimpinan Angkatan Darat terlibat persaingan dingin melawan Bung Karno yang semakin dekat dengan komunisme.
Kompleksitas persaingan politik sangat rumit ketika itu, sehingga sulit untuk menyebut siapa yang harus bertanggung jawab terhadap penculikan tujuh jenderal pada 1965.
Keputusan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa untuk memperbolehkan anak dan keturunan PKI mendaftar ke TNI memantik kontroversi lama.
- Kronologi Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni Hilang sebelum TNI-Polri Tembak Mati Komandan KKB
- Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni Hilang, TNI Kerahkan Pasukan
- Tim Gabungan Siap Amankan 335 Gereja saat Perayaan Natal di Bali
- Berkat Kekompakan TNI-Polri, Pengamanan Pilkada Siak Jadi Role Model di Riau
- TNI Kerahkan Puluhan Ribu Prajurit Bantu Polri Jaga Keamanan Natal & Tahun Baru
- Ini Lho Tampang Pengeroyok Anggota TNI Pratu Azis Purwanto