PKL Tanah Abang Menolak Dianggap Bikin Macet
Emak mengaku, para PKL sudah tertib dan menyisakan ruang bagi pejalan kaki. Dia pun berjualan di belakang batas garis kuning.
Karena trotoar yang ada sudah cukup lebar, sambung dia, sehingga pejalan kaki masih bisa leluasa.
"Di sini kita tidak ganggu jalan kok. Kalau jualan di trotoar sini lebih dekat dari stasiun. Orang biasa datang, pelanggan kan dari stasiun," ucap Emak.
Dia pun membantah berbagai pemberitaan yang menyatakan PKL menyebabkan kemacetan parah di Tanah Abang. Dia menuturkan, tidak benar PKL menyebabkan arus lalu lintas terganggu.
Menurut Emak, yang menyebabkan kemacetan karena lokasi tersebut adalah pusat grosir. Sehingga, banyak kendaraan bermotor lalu-lalang dan ditambah angkutan kota (angkot) yang berhenti sembarangan menunggu penumpang.
Emak mengaku, petugas memang mengarahkan para PKL untuk pindah ke Blok G. Namun, pihaknya tidak mau karena di lokasi tersebut sepi pembeli.
Belum lagi dia masih dikenakan biaya sewa yang memberatkan pedagang kecil. Dia menerangkan, pendapatan PKL tidak seberapa jika harus digunakan untuk membayar sewa dan barang dagangan terancam tak laku.
"Penjualan lagi turun. Apalagi dari setelah Lebaran kemarin. Sekarang sehari cuma bisa dapat Rp 100 ribu. Beda sama waktu dulu. Sekarang yang dipikir buat makan saja. Buat anak sekolah. Mana mikirin yang lain," ucap Emak.
Wilayah Tanah Abang kembali disesaki PKL. Mereka pun tidak merasa ada yang salah dengan berdagang di trotoar jalan
- Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Dicopot dari Jabatan Imbas Dugaan Kasus Korupsi
- DPRD Usulkan Nama Pj Gubernur, Heru Budi Terhempas
- Pemprov DKI Launching Anugerah Humas Jakarta 2024
- Bantah Anies, Anak Buah Heru Tegaskan Kebijakan PBB-P2 Pro-Rakyat Kecil
- Sopir Jaklingko Demo di Balai Kota, Anies Banggakan Masanya
- Demi Ini, Bank DKI dan Yayasan Pendidikan Fatahillah Jakarta Jalin Kerja Sama