PKS: Kok bisa New Normal saat Jumlah Kematian Pasien Covid-19 Tak Terkendali?

PKS: Kok bisa New Normal saat Jumlah Kematian Pasien Covid-19 Tak Terkendali?
Ilustrasi New Normal. Foto ilustrasi: Ardisa Barack/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Ansory Siregar heran dengan rencana rezim Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berencana menerapkan tatanan hidup baru atau new normal di saat pandemi Covid-19 masih merajalela dan angka kematian juga masih tinggi.

Ansory mengatakan, ada beberapa alasan kenapa new normal belum tepat diberlakukan.

Di antaranya rata-rata kematian covid 19 saat ini antara 20 sampai 25 orang per hari. Padahal saat awal memasuki PSBB minggu kedua April lalu rata-rata kematian antara 8 sampai 12 orang per hari.

"Bagaimana mau masuk new normal sementara korban kematian akibat covid 19 ini belum terkendali," ucap Ansory kepada jpnn.com, Jumat (29/5).

Belum lagi persyaratan-persyaratan yang dikeluarkan oleh WHO, bahwa sebelum memasuki masa new normal harus dipastikan terlebih dahulu sejumlah indikator bisa dipenuhi.

Beberapa indikator itu seperti transmisi Covid-19 sudah terkendali, kesehatan masyarakat dan kapasitas sistem kesehatan harus bisa mengidentifikasi, mengisolasi, melacak kontak dan mengkarantina.

Kemudian, mengurangi risiko wabah dengan pengaturan yang ketat pada tempat rentan dan komunitas rentan seperti lansia, kesehatan mental dan pemukiman padat.

Berikutnya, adanya pencegahan di semua lini tempat kerja, risiko imported case sudah bisa dikendalikan, seluruh komponen masyarakat harus ikut berperan dan terlibat dalam transisi.

PKS mengingatkan pemerintah untuk tidak mewacanakan new normal saat ini dan tak bicara untung rugi nyawa manusia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News