PKS Kritik Pembatasan BBM Bersubsidi, Pemerintah Jangan Sewenang-wenang
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto melontarkan kritik pada sikap pemerintah yang membatasi penjualan BBM bersubsidi tanpa merevisi aturannya.
Menurut Mulyanto, pemerintah sewenang-wenang menerapkan aturan pembatasan, akibatnya masyarakat banyak yang mengeluh kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi.
"Pembatasan sudah sejak lama diterapkan bertahap oleh Pertamina melalui sistem myPertamina tetapi revisi Perpres 191 Tahun 2014 terkait distribusi Pertalite ini belum muncul. Aksinya sudah dijalankan, tetapi dasar hukumnya belum terbit," ungkap Mulyanto, Kamis (14/3).
Artinya, kata Mulyanto, pemerintah sebenarnya bertindak tanpa dasar hukum. Mengambil tindakan tanpa dasar regulasi.
Mulyanto menerangkan hingga saat ini belum ada pembahasan antara DPR dan Pemerintah terkait pembatasan BBM bersubsidi ini. Padahal draftnya sudah lama jadi dari BPH Migas kemudian melalui Kementerian ESDM dan ke Sekretariat Presiden.
"Selama ini terkait kompensasi Pertalite tidak dibahas di Komisi VII. Yang dibahas hanya BBM bersubsidi solar dan minyak tanah," terang Mulyanto.
Mulyanto menyebut ada beberapa bagian krusial yang harus diatur dalam revisi Perpres tersebut. Salah satunya tentang siapa yang berhak memanfaatkan BBM bersubsidi tersebut.
Menurutnya, tentu masyarakat yang tidak mampu harus mendapat prioritas untuk memperoleh subsidi Pertalite seperti sepeda motor dan kendaraan umum.
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto melontarkan kritik pada sikap pemerintah yang membatasi penjualan BBM bersubsidi tanpa merevisi aturannya.
- Pertamina Group Tegaskan Siaga Melayani Masyarakat saat Natal dan Tahun Baru
- PKS Dukung Usul Prabowo Soal Kepala Daerah Dipilih Oleh DPRD, Ini Alasannya
- Kabar Baik Soal Pasokan Solar di Riau, Ini Penjelasan Ditreskrimsus Polda Riau
- Wujud Komitmen Ketahanan Energi, Pertamina Tambah 31 Titik Baru BBM Satu Harga
- Dorong Kemajuan Industri Olahraga, LPDUK-Inaspro Teken MoU dan PKS Bersama Mitra
- Pertamina Bentuk Satgas Nataru, Analis: Upaya Beri Layanan Terbaik