PKS Minta Pemerintah Lirik Kenaikan Tarif Listrik Industri, Jangan Dimanja!
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto meminta pemerintah melirik kenaikan tarif listrik untuk golongan bisnis dan industri tertentu.
"Kelompok pelanggan ini jangan dimanja. Meski jumlahnyanya sedikit, justru kelompok pelanggan ini yang memberikan pendapatan dominan bagi PLN," ungkap Mulyanto saat dikonfirmasi JPNN.com, di Jakarta, Selasa (14/6).
Menurutnya, di negara lain, tarif kelompok pelanggan bisnis dan industri lebih mahal dibandingkan dengan tarif untuk kelompok pelanggan rumah tangga, tetapi di Indonesia justru sebaliknya.
Data Globalpetrolprice.com (13/6) tarif listrik untuk pelanggan rumah tangga di Malaysia sebesar USD 50 sen per kWh, di mana tarif untuk pelanggan bisnis sebesar USD 88 sen per kWh.
"Tarif listrik untuk rumah tangga di Indonesia adalah sebesar USD100 sen per kWh, di mana tarif untuk pelanggan bisnis sebesar USD 77 sen per kWh," kata Mulyanto.
Selain itu, dia juga meminta PLN memiliki strategi lain untuk meringankan beban subsidi, seperti melakukan efisiensi besar-besaran sebelum menaikan tarif dasar listrik (TDL).
PLN juga didesak berani melakukan renegosiasi terhadap semua kontrak yang merugikan.
"PLN jangan hanya mengandalkan kenaikan tarif listrik pelanggan rumah tangga untuk memperbaiki kinerja layanan dan keuangannya," tegas Mulyanto.
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto meminta pemerintah melirik kenaikan tarif listrik untuk golongan bisnis dan industri tertentu.
- Sony Subrata Sebut Tekonologi AI Bisa Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi 8%
- Pidato di Acara Bimtek, Salim Segaf PKS Singgung Cita-Cita Pendiri Bangsa dan Politik Beretika
- ENTREV Apresiasi Kebijakan Insentif PPN untuk Kendaraan Listrik Lokal
- ENTREV Sebut Potensi Kendaraan Listrik Tahun Ini Masih Cerah
- Trump Ancam Kenakan Tarif 100 Persen bagi Negara BRICS, Demokrat Dorong Insentif untuk Industri-UMKM
- Talavera Office Park Raih Sertifikasi Emas untuk Gedung Berkelanjutan