PKS Nilai Kenaikan BBM Kali Ini Paling Berisiko
Minggu, 16 Juni 2013 – 12:38 WIB
Anggota DPR dari daerah pemilihan Kota dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat itu menegaskan, PKS konsisten menolak kenaikan BBM saat ini. Sebab akan memberatkan keadaan ekonomi rakyat. Karena pada saat bersamaan kebutuhan meningkat, seluruh harga bahan pangan dan hampir seluruh sektor jasa melonjak.
Baca Juga:
Selain itu Yudi menyoroti dunia usaha yang akan serta merta melakukan penyesuaian-penyesuaian termasuk diantaranya adalah ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) dan munculnya pengangguran baru. Hal itu semua terjadi karena dampak dari berkurangnya daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa setelah BBM bersubsidi dinaikan.
"Disinilah pemerintah kurang cermat dalam menghitung dampak kenaikan BBM yang seperti efek domino dapat meruntuhkan sendi-sendi perekonomian Indonesia," kata Yudi.
Menurut Yudi, PKS menyayangkan pemerintah dalam menjalankan Anggaran Pendapatkan Belanja Negara (APBN) 2013 tidak cukup amanah. Sehingga terjadi perombakan seluruh asumsi makro, penurunan drastis target penerimaan perpajakan dan penerimaan negara bukan pajak migas. "Ini masih ditambah kesalahan manajemen pengelolaan energi dan kegagalan program pengendalian volume BBM bersubsidi," ucapnya.
JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menilai kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan menurunkan daya beli dan kesejahteraan rakyat. Apalagi
BERITA TERKAIT
- Brigjen TNI Antoninho Sampaikan Pesan KSAD Tentang Netralitas Prajurit TNI AD Menjelang Pilkada Serentak 2024
- BNPB Imbau Pemerintah Daerah Siap Siaga Hadapi Bencana Hidrometeorologi Basah
- Senator, Pj Gubernur, Hingga Ketua MRP Datangi Kemenpan-RB Minta Pengumuman Seleksi CPNS Diundur
- Menteri Karding: Pekerja Migran Indonesia Harus Memiliki Keterampilan dan Mental Kuat
- Seleksi PPPK 2024 Sedang Proses, Muncul Usulan Baru dari Pak Gub
- Ingat ya, Pelamar PPPK 2024 Tahap 2 Berebut Sisa Formasi, Honorer Non-Database BKN Harus Cermat