PKS Sebut Tak Perlu Menaikkan Harga BBM, Masih Ada Pilihan Kebijakan Lain
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR Fraksi PKS Mulyanto menilai pemerintah seharusnya mengambil opsi pembatasan dan pengawasan ketat atas distribusi BBM bersubsidi ketimbang menaikkan harga.
Sebab, pengetatan distribusi BBM bersubsidi minim risiko ekonomi dan sosial ketimbang kenaikan harga.
Menurutnya, kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi tidak ada artinya jika tetap membiarkan mobil mewah menikmatinya.
"Jika harga naik, pemerintah membiarkan penyaluran BBM bersubsidi yang tidak tepat sasaran. Orang miskin bertambah bebannya, sementara orang kaya tetap menikmati BBM bersubsidi. Ini makin tidak adil," ujar Mulyanto.
Mulyanti mengibaratkan ekonomi Indonesia adalah orang yang baru pulih sakit.
Artinya, belum cukup kuat untuk bangkit atau seperti orang baru pulih sakit harus banyak istirahat, relaksasi, dan makan makanan lunak.
"Jangan langsung digas makan sate kambing atau bebek bakar dengan sambal korek. Bisa ambruk lagi," ungkapnya.
Selain pengetatan subsidi, pemerintah perlu mengkombinasikan pengawasan yang ketat, sehingga efisiensi penggunaan BBM bersubsidi akan semakin maksimal.
Anggota Komisi VII DPR Fraksi PKS Mulyanto menyebut pemerintah seharusnya mengambil opsi pembatasan dan pengawasan ketat atas distribusi BBM bersubsidi
- Pertamina Patra Niaga Regional JBB Sigap Atasi Kebocoran Pipa BBM di Cakung-Cilincing
- Saham TLKM Anjlok, Telkom Butuh Penyegaran & Strategi Baru
- Pakar Apresiasi Andi Sudirman yang Berhasil Tangani 500 Kilometer Jalan di Sulsel
- Pertamina Eco RunFest 2024 Beri Dampak Positif, Mulai Lingkungan hingga Ekonomi
- Kunjungi Desa Tertinggal di Serang, Mendes PDT Yandri Susanto Mengaku Miris
- Kantor PKS Didemo Massa, Minta Kadernya Disanksi