PKS: Sistem Terbuka Menjadikan Parpol EO
Kamis, 19 Januari 2012 – 04:55 WIB
Oleh karena itu, kata Anis, PKS mengusulkan agar sistem pemilu adalah sistem tertutup. "Yang menentukan adalah sistem terbuka atau tertutup. Yang bagus adalah sistem tertutup, itu yang diusulkan PKS. Karena partai politik adalah sumber rekrutmen kepemimpinan nasional, agregasi dan penyaluran aspirasi dan ongkos lebih murah karena menghilangkan kompetisi di internal partai," terangnya.
Menurut dia, dengan sistem tertutup, pemilu bisa berbiaya lebih murah dan loyalitas kader tetap tinggi. "Kalau sistem terbuka, akan semakin tinggi ongkos pemilu, sama artinya kita mendorong politik kita dikendalikan oleh pemilik modal, bukan pemilik suara,” ujarnya.
Dalam sistem demokrasi, katanya lagi, terjadi tarik menariknya antara vote dan capital. ”Kita mesti memastikan sistem kita agar minim capital dan berorientasi pada suara," bebernya.
Sedangkan untuk ambang batas perolehan kursi atau parliamentary threshold (PT) dan alokasi kursi per dapil adalah bagian teknis yang tak terlalu merisaukan PKS. "Untuk PT, PKS usulkan angka antara 3-4 persen. Sedangkan untuk alokasi kursi per daerah pemilihan, PKS berharap tidak mengarah pada sistem distrik," tukasnya.
JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merasakan kekhawatiran terhadap sistem terbuka yang kemungkinan besar bakal kembali diterapkan di Pemilu
BERITA TERKAIT
- Jenderal Sigit Pastikan Kesiapan Polri Jelang Pilkada Serentak 2024
- BKD Banten Periksa Pejabat Kesbangpol Soal Spanduk Kontroversial, Sanksi Menanti
- Irjen Karyoto Sebut Ada 6 TPS Sangat Rawan di Jakarta
- Ketua PKB Mengingatkan Hasbiallah Ilyas soal OTT KPK
- Kapolres Bolaang Mongondow Minta Warga Bijak Menyaring Info menjelang Pencoblosan
- Ketua MRP Papua Barat Daya: Jangan Golput, Pastikan Pesta Demokrasi Aman dan Lancar