PLN & Ceria Jalin Kerja sama Renewable Energy Certificate & Inter Temporal Capacity
jpnn.com, JAKARTA - Ceria Group, salah satu produsen utama bahan baterai kendaraan listrik ramah lingkungan di Indonesia bersama Perusahaan Listrik Negara (PLN) menandatangani Perjanjian Pembelian Renewable Energy Certificate (REC) dan Perjanjian Pinjam Pakai Lahan untuk Pembangkit Listrik Inter Temporal Capacity (ITC) di Kantor Pusat PLN, Jakarta, pada Senin, (20/5).
Fokus utama Ceria sejak memulai produksi nikel adalah untuk mendukung visi Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, agar Indonesia memiliki pemimpin lokal dalam membangun rantai pasokan baterai kendaraan listrik ramah lingkungan guna memasok permintaan kendaraan listrik global yang terus meningkat.
Ceria masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), Objek Vital Nasional (Obvitnas), dan Daftar Proyek Prioritas Investasi Swasta (DPPIS) pada Rencana Kerja Pemerintah Republik Indonesia.
Renewable Energy Certificate (REC) atau Sertifikat Energi Terbarukan merupakan sertifikat yang diterbitkan oleh PLN dengan pengakuan internasional melalui APX, Inc. berbasis di Amerika Serikat, sebagai operator dari Tradable Instrument for Global Renewables (TIGRs), yang menyatakan listrik yang digunakan Ceria berasal dari sumber energi terbarukan, dengan setiap 1 unit sertifikat REC mewakili konsumsi energi listrik 1 Megawatt-hour (MWh).
Ceria menjadi pionir pemakai REC di industri pemurnian nikel yang terintegrasi dan langkah ini merupakan bagian dari upaya perusahaan dalam mendukung industri nikel yang berkelanjutan untuk memastikan bahwa setiap tahap produksi nikel Ceria didukung oleh energi yang ramah lingkungan, dengan sumber energi listrik sebagian besar berasal dari pembangkit listrik tenaga air, angin, mesin gas dan lainnya.
REC juga merupakan langkah PLN dalam mendukung penggunaan energi bersih dan terbarukan, sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia dalam mengurangi emisi karbon.
Derian Sakmiwata selaku CEO Ceria Group menjelaskan perjanjian REC dan ITC antara Ceria dan PLN dilakukan untuk memastikan komitmen Ceria dalam memproduksi green nickel product dengan proses pyrometallurgy melalui teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF).
"Sertifikat REC juga memastikan produk nikel Ceria memiliki jejak karbon minimal yang mendukung aspek keberlanjutan, bagian dari kebijakan Environmental, Social and Governance (ESG) perusahaan. Penggunaan sertifikat REC oleh Ceria akan naik secara bertahap dari sekitar 80.000 Unit di tahun 2024 menjadi 2,2 juta unit di tahun 2030," ujar Derian.
Perjanjian REC dan ITC antara Ceria dan PLN dilakukan untuk memastikan komitmen Ceria dalam memproduksi green nickel product dengan proses pyrometallurgy.
- Agustina Bicara Emisi Meningkat, Asap Hitam Trans Semarang & Tenaga Surya
- Bantuan Listrik Gratis Sasar 27.921 Rumah Tangga di Jawa Barat
- PLN IP Launching Pabrik Solar Panel Berkapasitas 1GWp di Kendal, Terbesar di Indonesia
- Dorong Hilirisasi Mineral, ANTAM-PLN Pasok Listrik 150 MVA untuk Optimalkan Smelter di Kolaka
- Terapkan Berbagai Inovasi untuk Menekan Emisi, PLN Indonesia Power Diakui Internasional
- PLN UIP MPA Bangun 577 Tower Transmisi 150 kV, Tambah Pasokan Listrik di Halmahera