PLN Curhat Petugas di Lapangan Dikejar-kejar Pakai Parang
“Kan ada nih yang kalau ditagih pelanggannya bawa parang, petugas kami dikejar pakai parang. Ada juga yang janji-janji, ada juga pagar dikunci, jadi petugas kami nggak bisa masuk. Jadi petugas kami sudah hafal karakter masing-masing pelanggan," tambahnya.
"Jadi kalau ada yang nilai kami ini ekstrem, ya mohon maaf, kita melihat karakter seperti apa."
Ditegaskan Handoko, pihaknya memang saat ini sedang gencar melakukan penindakan terhadap pelanggannya yang telat melakukan pembayaran.
Nantinya, pelanggan disarankan agar mengganti meteran listrik lama dengan menggunakan token.
Kejadian pembongkaran meteran listrik itu viral setelah kasus yang dialami salah seorang warga bernama Mukmin Azis yang tinggal di kawasan Sepaku, Kelurahan Margasari, Balikpapan Barat, pada Rabu (26/8) lalu.
Di mana rumah Mukmin yang lama kosong dan jarang ditinggali olehnya itu mendadak didatangi petugas dan meteran listriknya dibongkar.
Rupanya Mino - sapaan akrabnya telat membayar listrik sekira enam hari dengan nominal Rp 60 ribu.
Padahal Mino mengaku telah melakukan pembayaran tersebut termasuk dendanya.
Menanggapi keluhan masyarakat terkait pencabutan meteran listrik secara tiba-tiba, PLN Balikpapan Utara malah curhat.
- Peringati Hari Disabilitas Internasional, PLN Gandeng Alunjiva Gelar Synergy Fest 2024
- YLKI: Diskon Listrik 50% Beri Manfaat untuk Daya Beli dan Pemulihan Ekonomi Masyarakat
- PLN IP Topang Kebutuhan Listrik Maluku Saat Nataru, Menteri ESDM Bilang Begini
- Pemerintah, PLN dan IPP Bersinergi Wujudkan Kemandirian Energi Nasional
- Pemerintah Berikan Diskon Listrik 50 Persen, Momentum Perkuat Daya Beli Masyarakat
- Penuhi Kebutuhan Nataru, PLN Indonesia Power Siapkan Ribuan Personil Siaga