PLN Sedang Krisis Batu Bara, Erick Thohir Langsung Beri Solusi Nyata

PLN Sedang Krisis Batu Bara, Erick Thohir Langsung Beri Solusi Nyata
Fasilitas stasiun pengisian mobil listrik (charging station) milik PLN. Ilustrasi foto: Antara/HO - Kementerian BUMN

Menurutnya PLN bersama anak perushaannya masih terlalu gemuk, karena itu Erick mempertimbangkan untuk melakukan efisiensi dengan membentuk subholding.

Sekali dayung dua pulau terlampaui, Erick memproyeksikan subholding pembangkit yang di dalamnya termasuk pembangkit EBT tidak hanya bisa memberikan listrik kepada masyarakat Indonesia, namun juga melayani negara-negara tetangga.

"Banyak negara tetangga kita yang tidak punya kepastian listrik berdasarkan energi terbarukan. Kita punya air, geothermal, angin, punya wilayah yang cukup kuat,” kata dia.

Erick juga telah menyiapkan peta jalan transisi energi, ekonomi hijau dan energi baru terbarukan (EBT) untuk menggantikan bahan bakar fosil.

Sebagai langkah persiapan transisi untuk mencapai zero emission pada 2060. PLN pada 2021, telah meningkatkan 13 Pembangkit Listrik Air dan Minihidro (PLTM) dengan kapasitas total 71,9 MW, yang ditargetkan menjadi 490 MW.

Begitu juga dengan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) 195 MW. PLN juga menargetkan untuk membangun pembangkit EBT berkapasitas total 1,19 gigawatt (GW) di 2022.

Oleh karenanya, Erick mengatakan akan membahas peta jalan dan pembentukan subholding PLN agar dapat melayani kebutuhan listrik masyarakat dan meningkatkan pendapatan negara.

Pembahasan direncanakan dilakukan minggu depan bersama jajaran direksi baru PLN yang baru saja ditandatangani oleh Erick.

Menteri BUMN Erick Thohir bergerak cepat mengatasi krisis batu bara di PLN yang telah terjadi sejak Januari 2021 lalu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News