PLN Siapkan Sistem Pembangkit Listrik EBT yang Fleksibel
Sedangkan untuk pembangkit listrik berbasis panas bumi (PLTP) masih terkendala infrastruktur dan biaya operasionalnya tinggi.
"Saat ini PLN mengandalkan PLTA dan PLTP sebagai pembangkit listrik yang fleksibel. Ke depan, dengan semakin variatifnya EBT yang masuk dalam sistem PLN, kita semakin membutuhkan pembangkit yang fleksibel. Mengingat sebagian besar pembangkit fosil kita gunakan sebagai base load," jelasnya.
Adapun target yang dicanangkan PLN sampai 2030, EBT mampu menghasilkan 20,9 Giga Watt (GW) dari total 40,6 GW daya listrik PLN.
Dengan rincian PLTA 10,4 GW, PLTS 4,7 GW, PLTP 3,4 GW, dan 2,5 GW dihasilkan dari pembangkit EBT lainnya.
Saat ini, PLN tengah membangun Smart Micro Grid dengan manajemen pembangkit dan distribusi yang terdigitalisasi.
"Kami juga membangun Smart Micro Grid untuk meningkatkan pemanfaatan EBT di daerah terisolasi. Jadi, perlu saya tegaskan lagi bahwa transisi energi adalah kesempatan untuk bangsa ini mengambil alih masa depan," terang Haryadi.(adv/jpnn)
PLN juga telah melakukan berbagai inovasi guna mendorong transisi energi fosil ke EBT, di mana pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.
Redaktur & Reporter : Yessy Artada
- Peringati Hari Disabilitas Internasional, PLN Gandeng Alunjiva Gelar Synergy Fest 2024
- YLKI: Diskon Listrik 50% Beri Manfaat untuk Daya Beli dan Pemulihan Ekonomi Masyarakat
- PLN IP Topang Kebutuhan Listrik Maluku Saat Nataru, Menteri ESDM Bilang Begini
- Pemerintah, PLN dan IPP Bersinergi Wujudkan Kemandirian Energi Nasional
- Pemerintah Berikan Diskon Listrik 50 Persen, Momentum Perkuat Daya Beli Masyarakat
- Penuhi Kebutuhan Nataru, PLN Indonesia Power Siapkan Ribuan Personil Siaga