PLTN Tertunda, Indonesia Rugi
Minggu, 30 Mei 2010 – 13:50 WIB
Dia mengingatkan masyarakat bahwa kebutuhan energi listrik pada masa depan akan sangat tinggi. Karena itu, PLTN harus menjadi salah satu bagian dari rencana pengembangan energi nasional agar kebutuhan bisa tercukupi. Apalagi, teknologi PLTN saat ini jauh lebih maju dibanding dengan di masa lalu.
Baca Juga:
"Teknologi saat ini sangat menekankan keselamatan dengan hadirnya konsep PLTN generasi IV yang aman, ekonomis, dan minimal limbah," terangnya.
Dia menjelaskan, sejak ledakan reaktor nuklir di Chernobyl, Ukraina, pada 26 April 1986, telah lahir berbagai konvensi yang secara administratif lebih meningkatkan keselamatan nuklir. Misalnya, Nuclear Safety Convention tidak memungkinkan suatu negara menyembunyikan informasi terkait keselamatan PLTN.
Pakar teknologi nuklir dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Zaki Su`ud mengatakan, nuklir punya keunggulan dari sisi kepadatan energi. Selain itu, biaya operasionalnya relatif murah dibandingkan energi fosil. Namun, Zaki mengakui bahwa PLTN secara umum memerlukan biaya modal yang lebih besar daripada pembangkit-pembangkit jenis lain.
JAKARTA - Berbagai kendala teknis yang menunda rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia dianggap sebagai kerugian.
BERITA TERKAIT
- Sertifikasi Halal Lindungi UMK dari Serbuan Produk Luar Negeri
- Kebijakan Perdagangan Karbon Indonesia di COP 29 Dinilai Bermasalah
- Bea Cukai Parepare Musnahkan Barang Ilegal Senilai Lebih Rp 2,25 Miliar, Terbanyak Rokok
- Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru
- Tali Qrope dan Selang Spring Hose Jadi Sorotan di INAMARINE 2024