PLTN Tertunda, Indonesia Rugi

PLTN Tertunda, Indonesia Rugi
Foto sebuah lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir di Eropa. Foto : Threehugger.com
Dia mengingatkan masyarakat bahwa kebutuhan energi listrik pada masa depan akan sangat tinggi. Karena itu, PLTN harus menjadi salah satu bagian dari rencana pengembangan energi nasional agar kebutuhan bisa tercukupi. Apalagi, teknologi PLTN saat ini jauh lebih maju dibanding dengan di masa lalu.

"Teknologi saat ini sangat menekankan keselamatan dengan hadirnya konsep PLTN generasi IV yang aman, ekonomis, dan minimal limbah," terangnya.

Dia menjelaskan, sejak ledakan reaktor nuklir di Chernobyl, Ukraina, pada 26 April 1986, telah lahir berbagai konvensi yang secara administratif lebih meningkatkan keselamatan nuklir. Misalnya, Nuclear Safety Convention tidak memungkinkan suatu negara menyembunyikan informasi terkait keselamatan PLTN.

Pakar teknologi nuklir dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Zaki Su`ud mengatakan, nuklir punya keunggulan dari sisi kepadatan energi. Selain itu, biaya operasionalnya relatif murah dibandingkan energi fosil. Namun, Zaki mengakui bahwa PLTN secara umum memerlukan biaya modal yang lebih besar daripada pembangkit-pembangkit jenis lain.

JAKARTA - Berbagai kendala teknis yang menunda rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia dianggap sebagai kerugian.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News